Total Tayangan Laman

Laman

Minggu, 10 Juni 2012

Perang UHUD


Rasulullah menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard. Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki). Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang, untuk mengatasi hal ini Rasulullah menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu "Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh. Jauhkan kavaleri dari belakang kita. Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami."
Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri Rasulullah yang juga istri Ali. Rasulullah sendiri berada di sayap kiri.
Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah). Abu Sufyan tentu lebih memilih pertempuran terbuka dimana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut. Tetapi Rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa Abu Sufyan bertempur di front yang terbatas dimana infantri dan kavalerinya tidak terlalu berguna. Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap Madinah dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke Madinah terbuka bagi tentara kafir.
Tentara Quraish berkemah satu mil di selatan bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahl, masing-masing berkekuatan 100 orang. Amr bin Al Aas ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tapi tugasnya terutama untuk koordinasi. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraish dibawa oleh Talha bin Abu Talha.


Sebab kekalahan dalam Perang Uhud
Memang benar bahwa para Muslim hampir saja mampu menghabisi musuh2nya kaum pagan Quraish ketika kemudian perhatian mereka teralihkan. Ketika tentara Muslim melihat para wanita Quraish mengangkat bajunya sehingga menampakkan gelang pergelangan kaki dan kaki2 mereka, mereka mulai berteriak-teriak dan menzalimi mereka. Tanpa peduli akan perintah2 Muhammad, mereka meninggalkan tempat2 jaga mereka dan lalu mengejar wanita2 ini – karena itulah Allah mengijinkan kaum pagan membunuhi para Muslim yang meninggalkan kedudukannya sebagai suatu ujian (ayat 152-153). Tentara Muslim kalah karena salah mereka sendiri (ayat 165).
Marilah kita lihat kembali sedikit peristiwa peperangan ini ketika sekitar beberapa ratus kaum Muslim memerangi tiga ribu orang kafir yang jauh lebih banyak.  Pada awalnya Zubair bin Awwam RA, Saad bin Abi Waqas RA, Asim bin Tsabit RA, Ali RA dan Hamzah RA telah membunuh sepuluh orang dari keluarga yang sama dan tidak ada yang tinggal dari keluarga ini untuk membawa bendera orang kafir.
Pasukan pemanah pada awalnya melakukan tugas mereka dengan sangat baik sekali sehingga memperoleh tiga kali kemenangan dari pasukan musuh. Musuh mulai lari kabur. Seperti disebutkan didalam Bukhari dan yang diriwayatkan oleh Bra bin Azib RA, bahkan para pemandu sorak mereka pun lari kocar kacir dan melepaskan alas kaki (sandal/sepatu) mereka supaya dapat kabur dengan cepat.

Wahshi, budak Jubair bin Muttan bersembunyi sendirian di belakang sebuah batu karang dan dengan licik menyerang Hamzah RA sehingga Hamzah RA mati syahid. Meskipun Hamzah RA telah dengan jelas pada posisi yang menang. Pasukan pemanah diperintah oleh Nabi SAW untuk tidak meninggalkan posisi mereka dalam keadaan apapun juga.Kebanyakan para pemanah merasakan bahwa Allah SWT telah memberikan kemenangan kepada angkatan perang Muslim. Mereka tidak tahan untuk mengumpulkan barang rampasan musuh yang berharga tersebut. Abdullah bin Jubair RA, pemimpin pasukan pemanah mengingatkan mereka tentang instruksi dari Nabi SAW.

Sangat disesalkan, Abdullah bin Jubair RA ditinggalkan di sana dengan hanya sembilan orang pemanah. Musuh mengambil kesempatan ini dan sekali lagi menyerang para pemanah ini. Kesembilan orang pemanah ini mati syahid. Pasukan berkuda musuh maju terus dan mengepung angkatan perang Muslim. Kaum Muslim menjadi panik dan kacau, dan beberapa orang terpaksa melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Kemenangan dengan cepat berubah menjadi suatu keadaan yang sangat mengkhawatirkan.
Bahkan dalam situasi seperti ini banyak Sahabat yang bertempur dengan perkasa. Sebagai contoh, seperti disebutkan didalam Bukhari, Anas bin Nadar RA mati syahid dengan tujuh puluh tusukan/tikaman pada badannya. Saudarinya dapat mengenal badannya hanya dengan tanda di ujung jarinya.
Nabi SAW ditinggalkan hanya dengan sembilan orang Sahabat di sekelilingnya. Suatu peperangan berdarah terjadi di sekitar Nabi SAW. Tujuh orang Sahabat mati syahid satu persatu selagi bertahan bersama Nabi SAW. Seperti disebutkan didalam Bukhari, hanya Talha bin Ubaidullah RA dan Saad bin Abi Waqas RA yang tinggal bertahan bersama Nabi SAW.
Luka-Luka Nabi SAW Lemparan batu-batu musuh mengenai Nabi SAW. beliau jatuh, dan salah satu dari gigi bagian bawah patah dan bibir bawah juga terluka. Musuh lainnya melukai dahi Beliau. Musuh ketiga memukul Nabi SAW dengan sangat keras dengan pedangnya. Akibatnya dua cincin pengikat helm Nabi SAW menembus ke dalam pipi Beliau. Darah bercucuran dari atas wajah Beliau.

Pertahanan Nabi SAW
Saad bin Abi Waqas RA sedang melepaskan panah kepada musuh. Nabi SAW sangat senang dengan dia dan mengucapkan doa yang unik untuknya, “Semoga Ibu dan Bapakku berkorban untukmu.”

Talha RA sedang bertempur dengan musuh dengan berani sampai tangannya terluka dan jarinya terpotong. Selagi bertempur dengan musuh, ia juga melindungi Nabi SAW dengan dadanya pada saat kritis tersebut. Seperti didituliskan didalam Tirmidzi, Nabi SAW berkata, “Jika seseorang ingin melihat Syuhada berjalan di bumi ini, lihatlah Talha bin Obaidullah.”
Seperti disebutkan didalam Bukhari, Saad bin Abi Waqas RA berkata, “Pada hari peperangan Uhud aku melihat dua orang berpakaian putih disekitar Nabi SAW. Mereka sedang bertempur dengan dahsyat atas nama Nabi SAW. Aku tidak pernah melihat mereka sebelum dan setelah kesempatan tersebut.” Dalam riwayat yang lain, mereka adalah malaikat-malaikat Jibril AS dan Mikail AS. Sementara itu tiga puluh orang Sahabat mendatangi dengan cepat tempat tersebut. Masing-masing mereka menunjukkan kepahlawanan yang luar biasa seperti yang tertulis didalam buku sejarah.

Musuh juga telah menggali beberapa parit sebagai perangkap. Sungguh sayang, Nabi SAW jatuh masuk ke salah satu dari parit tersebut. Lutut Nabi SAW terluka dengan sangat parah. Ali RA dan Talha bin Obaidullah RA menarik beliau keluar dari parit tersebut.
Abu Obaida bin Jarrah RA mencoba mencabut cincin pengikat helm dari pipi Nabi SAW dengan giginya. Didalam usaha pertamanya Abu Obaida RA kehilangan gigi bawahnya. Dia kehilangan gigi bawah lainnya saat mencabut cincin pengikat helm kedua.
Contoh Kepahlawanan
(a) Musab bin Omair RA bertugas memegang bendera angkatan perang Muslim dan bertempur dengan sangat dahsyat. Selama bertempur tangan kanannya terpotong. Ia memegang bendera dengan tangan kirinya. Kemudian tangan kirinya juga dipotong oleh musuh. Ia berlutut dan menjepit bendera dengan dada dan dagunya. Ia syahid dalam kondisi seperti ini. Karena Musab RA sangat mirip dengan Nabi SAW, orang kafir mengumumkan bahwa Nabi SAW telah terbunuh. Ini melemahkan semangat orang-orang beriman.
(b) Abu Dajana RA berdiri di depan Nabi SAW dengan punggungnya ke arah musuh untuk melindungi Nabi SAW. Banyak panah musuh menancap di punggungnya tetapi ia tidak bergerak satu inci pun.

(c) Ummi Amara RA, suami dan dua orang putranya juga berkumpul disekeliling Nabi SAW ketika hanya ada beberapa orang Sahabat saja di sekeliling beliau. Ummi Amara dengan pedang terhunus bertahan bersama Nabi SAW dari semua arah. Keseluruhan keluarga mempertunjukkan keberanian luar biasa. Nabi SAW mengatakan, “Ya Allah, sayangilah keluarga ini.” Nabi SAW juga mengucapkan doa berikut untuk keluarga ini, “Ya Allah jadikanlah mereka sekeluarga Sahabatku di Surga.”

Para Wanita Di Medan Perang
Seperti disebutkan didalam Bukhari dan diriwayatkan oleh Anas RA, beberapa orang Muslimah datang ke medan perang diakhir peperangan. Mereka membawa kantong air untuk memberi minum kepada tentara yang terluka. Diantara mereka yaitu Aisyah RA, Ummi Saleem RA, Ummi Saleeth RA, dan Umm Aiman RA.
Perusakan Mayat Syuhada
Ketika Musab bin Omair RA terbunuh mati syahid, musuh mengumumkan bahwa Nabi SAW telah terbunuh karena ia sangat mirip dengan Nabi SAW. Orang kafir merasakan bahwa misi mereka telah terpenuhi. Karenanya orang kafir mulai merusak mayat para syuhada. Mereka memotong telinga, hidung, dan bagian-bagian pribadi mereka dan merangkainya sebagai bukti keberhasilan. Hindun binti Utba, isteri Abu Sufyan, membedah perut Hamzah RA dan mengeluarkan hatinya serta mengunyahnya untuk melepaskan kemarahannya. Para penyembah berhala memutuskan untuk kembali ke Makkah karena di dalam pandangan mereka, misi utama mereka telah tercapai.

Status Para Sahabat
Ada tiga faktor, yang menyebabkan berubahnya kemenangan menjadi kekalahan kaum Muslim seperti itu.
a) Pelanggaran terhadap perintah Nabi SAW oleh pasukan pemanah.
b) Berita kematian Nabi SAW. Ini melemahkan semangat banyak orang-orang beriman.
c) Perselisihan paham di medan perang tentang perintah Nabi SAW.
Ini disebutkan didalam Ali Imran 152.
Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah mema`afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman.

Allah SWT berfirman bahwa penderitaan yang ekstrim ini telah menyortir orang munafik dari orang-orang yang beriman. Allah SWT menghibur orang-orang beriman dengan mengumumkan bahwa Allah SWT telah memaafkan mereka. Karenanya mereka tidak perlu untuk mempertanggungjawabkannya di Hari Pengadilan. Allah SWT Maha Pengasih kepada kaum Muslim.

Terdapat keterangan yang rinci tentang situasi yang canggung ini didalam Ali Imran 153 – 155.

(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput daripada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kemudian setelah kamu berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan daripada kamu,
sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi ma`af kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Disini ditunjukkan bahwa itu hanyalah untuk menguji orang-orang yang beriman. Sebagian dari orang-orang beriman dipengaruhi oleh Setan dalam kaitan dengan beberapa perbuatan mereka. Ada lagi keputusan Allah SWT yang sangat jelas didalam ayat terakhir yang menyatakan bahwa Allah SWT memaafkan para Sahabat karena Allah SWT adalah Maha Pengampun, Maha Sabar.

Ini merupakan suatu aib meskipun ada dua keputusan Allah SWT di atas, beberapa orang berbicara tidak menyenangkan tentang para Sahabat. Seperti disebutkan ayat di atas, Allah SWT telah melimpahkan tambahan barakahNya kepada para Sahabat dengan membuat mereka tidur nyenyak di medan perang. Ini menyegarkan mereka kembali dan membuat mereka lebih siaga. Perlu dicatat bahwa tidur nyenyak didalam suatu medan perang adalah suatu barakah sementara mendirikan shalat saja sangatlah susah. Hal yang sama, barakah Allah SWT juga dilimpahan kepada kaum Muslim yang merasa cemas didalam peperangan Badar. Al Anfal 11.
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya,

Perhatikan kekeliruan lain yang dilakukan para Sahabat dan bagaimana Allah SWT menjawabnya. Ketika ketua orang munafik lari dari medan perang dengan tiga ratus para pengikutnya, ini mempengaruhi moril dari beberapa kabilah Muslim lainnya. Sesungguhnya, Bani Hartha dan Bani Salma menjadi hilang semangat. Mereka mau rasanya seperti orang munafik dan meninggalkan angkatan perang Muslim. Allah SWT, karena ke-Maha PenyayangNya pada para Sahabat, tidak membiarkan gagasan ini berkembang lebih lanjut di dalam hati mereka. Melainkan Allah SWT melindungi dan mendukung mereka dari kekeliruan ini. Ali Imran 122.
ketika dua golongan daripadamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah karena Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal.

Kedua kabilah ini dengan bangga biasa mengatakan bahwa, “Allah SWT adalah pelindung dan penolong kami. Catat bahwa Allah SWT sangat baik kepada para Sahabat bahkan ketika mereka melakukan beberapa kesalahan. Aku kagum betapa Allah SWT sangat senang kepada para Sahabat ketika mereka sibuk dengan amalan demi amalan.
Tidak saja Allah SWT memaafkan para Sahabat tetapi juga memerintahkan Nabi SAW untuk ramah kepada mereka. Ali Imran 159.Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Pikirkan dengan seksama keempat perintah kepada Nabi SAW berikut.
1. Maafkan para Sahabatmu dengan tuntas apapun kesalahan mereka.
2. Berdoa untuk mereka.
3. Mohon kepada Allah SWT untuk mengampunkan mereka.
4. Hormati mereka dan ajaklah mereka untuk bermusyawarah mengenai hal-hal penting.
Tidak ada agama lain yang mempunyai etika dan kelapangan hati yang sangat tinggi seperti ini.
Setelah menelaah kembali petunjuk Allah SWT ini, bagaimana mungkin seseorang berani menyalahkan para Sahabat Nabi Muhammad SAW.Hadiah Lain Dari Allah Swt Menuju akhir peperangan Uhud, para penyembah berhala tampil sebagai pemenang. Mereka bisa saja menyerang pemukiman Madinah untuk melakukan perusakan disana. Allah SWT menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka sehingga mereka memilih kembali ke Makkah daripada menyerang Madinah. Ali Imran 151.
Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim. Aku berharap para pengunjung lokasi perang Uhud akan mendapat manfaat dari pelajaran yang diterangkan di dalam buku ini.  Nabi SAW dan para Sahabatnya beristirahat sejenak di lokasi Masjid Al Mustrah dalam perjalanan kembali mereka ke Madinah. Masjid ini berada di jalan sekarang yang dikenal sebagai jalan Sayyid-Syuhada. Selama kunjungan ke Masjid ini kita harus berdoa untuk para pejuang Muslim dan bandingkan hidup kita yang nyaman dengan luka yang diderita Nabi SAW dan Sahabatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar