Total Tayangan Laman

Laman

Sabtu, 24 Januari 2015

Kegunaan Statistika

Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Tekhnologi saat ini, ilmu statistika telah mempengaruhi hamper seluruh aspek kehidupan manusia, hamper semua kebijakan public dan keputusan-keputusan yang diambil oleh pakar pendidikan atau para eksekutif didasarkan dengan metode statistika serta analisis dan intepretasi data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Selanjutnya statistika dapat digunakan sebagai alat :
1.      Komunikasi ialah sebagai penghubung beberapa pihak yang menghasilkan data statistic atau berupa analisis statistic sehingga beberapa pihak tersebut akan dapat mengambil keputusan melalu informasi tersebut.
2.      Deskripsi yaitu penyajian data dan mengilustrasikan data misalnya mengukur hasil produksi, laporan hasil liputan berita, indeks harga konsumen, laporan keuangan, tingkat inflasi, jumlah penduduk, hasil pendapatan dan pengeluaran Negara dan lain-lain.
3.      Regresi yaitu meramalkan pengaruh data yang satu dengan data yang lainnya dan untuk mengantisipasi gejala-gejala yang akan dating.
4.      Korelasi yaitu untuk mencari kuatnya atau besarnya hubungan data dalam suatu penelitian.
5.      Komparasi yaitu membandingkan data dua kelompok atau lebih.


Sumber Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika.Bandung. Alfabeta 

Rabu, 07 Januari 2015

Unsur Unsur Kebudayaan

kebudayaan setiap bangsa tau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sevagai kesatuan. misalnya dalam ebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsure besar seperti umpamanya Majelis Permusyawaratan Rakyat, disamping adanya unsure kecil seperti sisir, kancing, baju, peniti dan lainnya yang dijual di pinngir jalan.
Beberapa orang sarjana telah mencoba merumuskan unsure-unsur pokok kebudayaan tadi misalnya, Melville J. Herskovits mengajukan empat unsur pokok kebudayaan yaitu :
1.             Alat-alat Teknologi
2.             Sistem ekonomi
3.             Keluarga
4.             Kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski, yang terkenal sebagai salah satu pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebut unsure-unsur pokok kebudayaan, antara lain :
1.             System norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat didalam upaya menguasai alam sekitarnya.
2.             Organisasi ekonomi
3.             Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama.
4.             Organisasi kekuuatan
Masing-masing unsure tersebut, beberapa macam unsure-unsur kebudayaan, untuk kepentingan ilmiah dan analisanya diklasifikasikan keddalam unsure-unsur pokok atau besar kebudayaan, lazim disebut cultural universal. Istilah ini menunjukan bahwa unsure unsure tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan dimana pun di dunia ini. Para antropolog yang membahas persoalan tersebut secara lebih mendalam belum mempunyai pandangan seragam yang dapat diterima. Antropolog C. Kluckhon di dalam sebuah karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture telah  menguraikan ulasan para sarjana mengenai hal itu.
Cultural-universal tersebut dapat dijabarkan lagi kedalam unsure-unsur yang lebi kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Contoh cultural universal pencaharian hidup dan ekonomi antara lain mencakup kegiatan yang melputi pertania, peternakan, system produksi system distribusi dll, kesenian misalnya meliputi kegiatan seni tari, seni rupa, tarik suara dll, selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsure-unsur yang lebih kecil lagi yang disebut trait-complex.
      Tujuh unsure kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals
1.             Peralatan, perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata, alat produksi, transportasi dsb)
2.             Mata pencaharian hidup dan system ekonomi
3.             System kemasyarakatan (organisasi politik system kekerabatan dll)
4.             Bahasa )lisan atau tertulis)
5.             Kesenian
6.             System pengetahuan
7.             Religi (agama dan kepercayaan)

Sumber : sosiologi suatu pengantar (Prof. Dr Soerjono Soekanto)

Senin, 05 Januari 2015

Permulaan Sosiologi di Indonesia

Walau pada hakekatnya para pujangga dan pemimpin Indonesia belum pernah mempelajari teori formal sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, tetapi banyak diantara mereka yang telah memasukan unsure sosiologi kedalam ajaranya, seperti ajaran Wulang Reh yang diciptakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta yang mengajarkan hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan golongan yang berbeda, banyak mengandung aspek Sosiologi terutama dalam bidang hubungan antar golongan  (intergroups relations). Ki Hajar Dewantara pelopor utama yang meletakan dasar pendikdikan nasional di Indonesia yang dengan nyata dipraktikan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa.dari keterangan diatas nyatalah bahwa sosiologi tidak hanya digunakan dalam suatu ajaran teori yang murni sosiologi, tetapi sebagai landasan untuk tujuan lain yaitu ajaran tata hubungan antar manusia dan pendidikan, apabila melihat hasil karya para sarjana Belanda, sebelum PD II, yang mengambil masyarakat Indonesia sebagai pusat perhatiannya seperti tulisa Snouck Hurgronje, C Van Vollenhoven, Ter Haar, Duyvendak dll, dalam hasil karya itu tampak adanya unsure sosiologis yang dipergunakan dan dikupas secara ilmiah, tetapi kesemuannya hanya dalam kerangka yang nonsosiologis dan tidak sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, hal itu tidaklah berarti bahwa metode yang digunakan untuk meneropong suatu masalah atau gejala sosiologis adalah salah atau tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Keterangan diatas hanya dimaksudkan untuk menyatakan bahwa sosiologi pada waktu itu di Indonesia, dianggap sebagau ilmu pembantu bagi ilmu pengetahuan lainnya, dengankata lain sosiologi pada saat itu belum dianggap cukup penting dan cukup dewasa untuk dipelajari dan dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan, terlepas dari ilmu pengetahuan lainnya. Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta merupakan lembaga Perguruan Tinggi sebelum PD II yang memberikan kuliah sosiologi di Indonesia. Disini ilmu pengetahuan tersebut hanya dimaksudkan sebagai pelngkap bagi mata pelajaran ilmu hokum. Sosiologi yang diajarkan bersifat filsafat soosial dan teoritis, berdsarkan buku karya Alfred Vierkandt, Leopold von Wiese, Bierens de Haan, Steinmetz dsb.
Pada tahun 1934/1935 kuliah sosiologi di Sekolah Tinggi Hukum ditiadakan karena pada waktu itu para guru besar yang memgang tanggung jawab dalam menyusun daftar kuliah berpendapat bahwa pengetahuan tentang bentuk dan susunan masyarakat beserta proses yang terjadi didalamnya tidak diperlukan dalam hubungan dengan pelajaran hokum, dalam pandangan merke yang perlu diketahui adalah hokum positif, yaitu peraturan yang berlaku dengan sah pada suatu waktu dan suatu tempat tertentu. Penyebab terjadinya suatu peraturan dan apa sebenarnya menjadi tujuannya dianggap tidak penting dalam pelajaran ilmu hukum.hal yang penting adalah perumusan peraturannya dan system-sistem untuk menafsirkannya, didalam tingkat perkembangan Sosiologi yang demikian itu, di mana teori yang diutamakan sedangkan ilmunya belum dianggap penting untuk dipelajari tersendiri, tidak dapat diharapkan berkembangnya penelitian sosiologis yang mencoba menemukan kenyataan – kenyataan sosiologi dalam masyarakat Indonesia.


Sumber : SOSIOLOGI SUATU PENGENTAR :Prof. Dr. Soerjono Soekanto 

Ilmu Pengetahuan adalah

Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang sadar, kesadaran manusia dapat disimpulkan dari kemampuannya dalam berpikir, berkehendak dan merasa. Manusia menggunakan pikirannya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, dengan kehendaknya manusia dapat mengarahkan perilakunya, dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kesenangannya. Sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan logika, sedangkan sarana-sarana untuk memelihara serta meningkatkan pola perilaku dan mutu kesenian dinamakan estetika dan etika, apabila pembicaraan dibatasi pada logika, hal itu merupakan ajaran yang menunjukan bagaimana manusia berpikir secara tepat dengan berpedoman pada ide kebenaran.
secara pendek dapatlah dikatakan bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya, unsure dalam ilmu pengetahuan yang bulat adalah
a.       Pengetahuan (Knowledge)
b.      Tersusun secara sistematis
c.       Menggunakan pemikiran
d.      Dapat dikontrol
Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia yang merupakan hasil dari penggunaan panca inderanya, yang berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstitions) dan penerangan yang keliru (misionformations). Sangat penting untuk diketahui bahwa pengetahuan berbeda dengan buah pikiran (ideas) karena tidak semua buah pikiran merupakan pengetahuan, tidak semua buah pikiran memerlukan pembuktian akan kebenarannya atau ketidakbenarannya, karena ada buah pikiran yang semata mata merupakan kelakar dan angan angan manusia biasa.

            Sumber : SOSIOLOGI SUATU PENGENTAR :Prof. Dr. Soerjono Soekanto