PERKEMBANGAN, IMPLIKASI, DAN PEMANFAATAN TI
DAN TK DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA PERKEMBANGAN TI DAN TK DI INDONESIA
Teknologi Siaran Sejak PELITA I teknologi
berupa siaran radio dan televisi telah diprogramkan. Memang sarana dan
prasarana pada waktu itu belum ada atau belum memadai, namun dengan
perkembangan teknologi siaran, seperti siaran langsung dari satelit dan
pemancar ulang berdaya rendah, telah memungkinkan dicapainya seluruh pelosok
tanah air. Teknologi ini terus berkembang sampai dengan PELITA berikutnya, yang
kemudian berkembang dengan munculnya televisi swasta dan jaringan televisi
siaran lokal. • Satelit Komunikasi Sejak tahun 1976, Indonesia telah memasuki
era informasi modern dengan beroperasinya SKSD PALAPA I. Sistem satelit
komunikasi ini merupakan kebutuhan yang unik bagi Indonesia, karena keadaan dan
letak geografisnya. Dasar pertimbangan pengembangan sistem ini adalah untuk
keperluan pendidikan, penerangan, hiburan, pemerintahan, bisnis, pertahanan
keamanan, dan perindustrian. • Komputer Perkembangan perangkat keras komputer
berlangsung sangat pesat. Selain daya muatnya yang semakin besar, kecepatan
operasinya juga semakin tinggi. Jika sepuluh tahun yang lalu microprocessor
komputer mampu mengakses memori dengan kecepatan perjutaan detik, maka saat ini
kecepatannya sudah dihitung dengan permiiliar (nano) detik. Komputer meja atau
personal computer saat ini sudah tidak dipandang sebagai barang mewah lagi,
melainkan sebagai suatu kebutuhan yang esensial untuk dapat mengikuti kemajuan.
Boleh dikatakan tidak ada satu kantorpun yang tidak memiliki dan mengoperasikan
komputer. • Teknologi Video (Perekam Video) Perkembangan dalam teknolofi video
sejalan dengan perkembangan komunikasi dan komputer, meskipun orientasi
utamanya adalah untuk keperluan hiburan.
PERKEMBANGAN TI DAN TK MENURUT RAMALAN PARA
AHLI
Dari dulu sejak sebelum maraknya penggunaan TI
dan TK dalam kehidupan dan dalam bidang pendidikan pada khususnya, para ahli
telah mengungkapkan ramalannya tentang penggunaan TI dan TK ini. Berikut ini
kita bahas beberapa ramalan para ahli tersebut. “Globalisasi telah memicu
kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang
konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka” (Mukhopadhyay M., 1995).
Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning”. Hal ini
mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan
tanpa sekolah (Deschooling Socieiy),” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi
diperlukan. Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan
bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang
memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan
sebelumnya. Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih
ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan
kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Tony Bates (1995) menyatakan bahwa
teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak
untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi
kesejahteraan ekonomi. Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan
pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just on Time).
Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan
inter-disipliner. Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan
“Computer-based Multimedia Communication (CMC). Dari ramalan dan pandangan para
cendikiawan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh
globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua
arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat
itu juga” dan kompetitif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar