Keluarga
didefinisikan sebagai unit masyarakat yang paling kecil terdiri atas ayah, ibu
dan anak. Setiap komponen dalam keluarga memiliki peranan penting. Dalam ajaran
agama Islam, anak adalah amanat Allah. Amanat wajib dipertanggungjawabkan.
Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap anak tidaklah kecil. Secara umum inti
tanggung jawab itu adalah menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak dalam
rumah tangga. Allah memerintahkan : “Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksaan
neraka”. [Q.S. At-Tahriim: 6]
Kewajiban
itu dapat dilaksanakan dengan mudah dan wajar karena orang tua memang mencintai
anaknya. Ini merupakan sifat manusia yang dibawanya sejak lahir. Manusia
diciptakan manusia mempunyai sifat mencintai anaknya. “Harta dan anak-anak
merupakan perhiasan kehidupan dunia”.
-Bukhari
meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa telah datang kepada Aisyah seorang ibu
bersama dua anaknya yang masih kecil. Aisyah memberikan tiga potong kurma
kepada wanita itu. Diberilah oleh anak-anaknya masing-masing satu, dan yang
satu lagi untuknya. Kedua kurma itu dimakan anaknya sampai habis, lalu mereka
menoreh kearah ibunya. Sang ibu membelah kurma (bagiannya) menjadi dua, dan
diberikannya masing-masing sebelah kepada kedua anaknya. Tiba-tiba Nabi
Muhammad SAW datang, lalu diberitahu oleh Aisyah tentang hal itu. Nabi Muhammad
SAW bersabda : “Apakah yang mengherankanmu dari kejadian itu, sesungguhnya
Allah telah mengasihinya berkat kasih sayangnya kepada kedua anaknya”.
Uraian diatas menegaskan bahwa (1) wajib bagi orang tua menyelenggarakan pendidikan dalam rumah tangganya, dan (2) kewajiban itu wajar (natural) karena Allah menciptakan orang tua yang bersifat mencintai anaknya.
Uraian diatas menegaskan bahwa (1) wajib bagi orang tua menyelenggarakan pendidikan dalam rumah tangganya, dan (2) kewajiban itu wajar (natural) karena Allah menciptakan orang tua yang bersifat mencintai anaknya.
Agama
Islam secara jelas mengingatkan para orang tua untuk berhati hati dalam
memberikan pola asuh dan memberikan pembinaan keluarga sakinah, seperti yang
termaktub dalam QS Lukman ayat 12 sampai 19. Dan apabila kita kemudian kaji isi
ayat diatas, maka kita akan menemukan beberapa point-point penting diantaranya
adalah :
1.
Pembinaan jiwa orang tua. Pembinan
jiwa orang tua di jelaskan dalam Surah Luqman ayat 12 : Dan sesungguhnya telah
Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu “Bersyukurlah kepada Allah. Dan
barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
2.
Pembinaan tauhid kepada anak. Makna tentang pembinaan tauhid,
Luqman
Ayat 13 : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya : “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah kezhaliman yang besar”.
Luqman Ayat 16 :(Lukman berkata) : Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Yang dimaksud dengan “Allah Maha Halus” ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu begamana kecilnya.
Luqman Ayat 16 :(Lukman berkata) : Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Yang dimaksud dengan “Allah Maha Halus” ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu begamana kecilnya.
3.
Pembinaan akidah anak
Mengenai
pembinaan akidah ini, Surah Luqman memberikan gambaran yang begitu jelas. Dalam
surat tersebut pembinaan akidah pada anak terdapat dalam empat buah ayat yaitu
ayat 14, 15, 18 dan ayat ke 19.
4.
Pembinaan jiwa sosial anak
Pembinaan
sosial pada anak dalam keluarga, dijelaskan dalam surat Luqman ini melalui ayat
ke 16 dan ayat ke 17. Untuk ayat ke 16 telah disebutkan pada point ke dua.
Sedangkan ayat ke 17 dari surat Luqman berbunyi :
Hai
anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang patut
diutamakan.
Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga dikatakan sebagai lingkungan pendidikan pertama karena setiap anak dilahirkan ditengah-tengah keluarga dan mendapat pendidikan yang pertama di dalam keluarga. Dikatakan utama karean pendidikan yang terjadi dan berlangsung dalam keluarga ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pendidikan anak selanjutnya. (Maman Rohman, 1991:24).
Para ahli sependapat bahwa betapa pentingnya pendidikan keluarga ini. Mereka mengatakan bahwa apa-apa yang terjadi dalam pendidikan keluarga, membawa pengaruh terhadap lingkungan pendidikan selanjutnya, baik dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat. Tujuan dalam pendidikan keluarga atau rumah tangga ialah agar anak mampu berkembang secara maksimal yang meliputi seluruh aspek perkembangan yaitu jasmani, akal dan ruhani. Yang bertindak sebagai pendidik dalam rumah tangga ialah ayah dan ibu si anak. Ingatlah selalu kepada apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadistnya:
“Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah. Maka ibu-bapanyalah yang menasranikanatau menyahudikan atau memajusikannya. (H.R. Bukhari Muslim)
Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga dikatakan sebagai lingkungan pendidikan pertama karena setiap anak dilahirkan ditengah-tengah keluarga dan mendapat pendidikan yang pertama di dalam keluarga. Dikatakan utama karean pendidikan yang terjadi dan berlangsung dalam keluarga ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pendidikan anak selanjutnya. (Maman Rohman, 1991:24).
Para ahli sependapat bahwa betapa pentingnya pendidikan keluarga ini. Mereka mengatakan bahwa apa-apa yang terjadi dalam pendidikan keluarga, membawa pengaruh terhadap lingkungan pendidikan selanjutnya, baik dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat. Tujuan dalam pendidikan keluarga atau rumah tangga ialah agar anak mampu berkembang secara maksimal yang meliputi seluruh aspek perkembangan yaitu jasmani, akal dan ruhani. Yang bertindak sebagai pendidik dalam rumah tangga ialah ayah dan ibu si anak. Ingatlah selalu kepada apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadistnya:
“Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah. Maka ibu-bapanyalah yang menasranikanatau menyahudikan atau memajusikannya. (H.R. Bukhari Muslim)
Dari
hadist nabi tersebut tergambarkan bagaimana pentingnya pendidikan dalam
lingkungan keluarga. Dimana dalam hal ini keluarga berperan untuk membentuk
pribadi anaknya ke arah yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar