RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA N 1
Kelas / Semester : XI
/ 1
Mata
Pelajaran : Sejarah Peminatan
Pokok
Materi : Kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno
Pertemuan
ke- : 1- 2
Alokasi
Waktu :
4
x 45 menit ( 2 x Pertemuan )
A. Kompetensi
Inti
KI-1 ( Sikap Religius ) dan KI-2 ( Sikap Sosial
) |
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsif,
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia. |
B.
Kompetensi
Dasar Dan Indikator Pencapaian ( IPK )
Kompetensi
Dasar |
Indikator pencapaian
Kompetensi |
3.1 Menganalisis sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa
kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha untuk menentukan faktor yang berpengaruh
dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu dan masa kini. |
3.1.1
Menjelaskan sistem pemerintahan di kerajaan-kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno 3.1.2 Menganalisis kehidupan sosial ekonomi di Kerajaan Sriwijaya dan Mataram
Kuno 3.1.3 Menganalisis kehidupan budaya ( agama dan
pendidikan) di Kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno 3.1.4
Mengidentifikasi hasil-hasil kebudayaan Kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno 3.1.5
Menunjukkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno bidang
pemerinatahan, sosial, ekonomi dan budaya terhadap kehidupan masa kini. |
4.1
Menyajikan warisan sistem
pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan
masyarakat Indonesia pada masa
kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini,
dalam bentuk tulisan dan media lain. |
4.1.1
Mampu menyajikan tentang warisan
sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha yang
berpengaruh pada kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini, dalam bentuk tulisan dan media lain. |
C.
Tujuan
Pembelajaran
Dengan penerapan model
pembelajaran Discovery
learning,Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan, siswa dapat menjelaskan sistem pemerintahan di
kerajaan-kerajaan Sriwijaya
dan Mataram Kuno
D. Materi Ajar
Fakta
:
1. Arsitektur Candi
2. Isi Prasasti di Kerajaan Mataram Kuno
Konsep:
1. Kerajaan
Sriwijaya
2. Kerajaan Mataram Kuno
Prinsip :
1. Sistem
Pemerintahan
2. Sistem
ekonomi
Prosedur :
1. Proses pergantian raja
E.
Pendekatan
dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific learning
Model Pembelajaran : Discovery learning
Metode :
Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
F.
Sumber
Belajar dan Media Pembelajaran :
Alat
: LCD, Slide power point, Lembar Soal dan Lembar observasi, Lembar intrumen tugas
Sumber
belajar :
-
Soekmono, R. 2011. Pengantar Sejarah Kebudayaan
Indonesia 2, Yogyakarta: Kanisius
-
Notosusanto, Nugroho, dkk. 1995. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II.
Jakarta: Balai Pustaka.
-
Bahan
Ajar Workshop Kesejarahan, Guru Sejarah Tahun 2014. Kemendikbud
-
Media : Power Point dan film
G.
Langkah-langkah
Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan |
Deskripsi |
Alokasi waktu |
Pendahuluan |
·
Memberikan
salam ( religius ) ·
Menanyakan kepada siswa kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar serta kerapian berpakaian ·
Menanyakan kehadiran siswa (
absensi ) ·
Mempersilakan salah satu siswa
memimpin doa ·
Menyampaikan topik pembelajaran
hari ini tentang“Kerajaan Sriwijaya dan Mataram” ·
Menyampaikan tujuan
pembelajaranhari ini melalui power point ·
(Ice Breaking ) |
10 menit |
Inti |
·
Menayangkan
gambar Candi Muara Takus dan Candi Borobudur melalui tayangan gambar ( literasi ) ·
Siswa mengamati gambar dan membaca buku paket maupun pelengkap.
·
(Disajikan tayangan yg mengandung persoalan ) ·
Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dibahas sesuai dengan tayangan gambar. ·
Guru memberikan permasalahan
apa arti penting keberadaan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha terhadap
semangat nasionalisme ·
Guru
menanyakan arti penting pelestarian sumber-sumber sejarah bagi semangat
nasionalisme. ( adi wiyata ) ·
Siswa dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 5-6 orang.( collaborative ) ·
Masing-masing
kelompok diminta untuk mencari
informasi materi dengan membaca buku siswa/mencari di internet tentang
kedatangan Islam ke Nusantara. ·
Masing-masing
kelompok diberikan tugas untuk mendiskusikan materi tentang kedatangan Islam
ke Nusantara. Kelompok I : Sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya Kelompok
II : Kondisi sosial dan ekonomi kerajaan
Sriwijaya Kelompok III : Kondisi budaya ( agama dan pendidikan) Kelompok IV : Hasil-hasil kebudayaan Kelompok V : Pengaruh Sriwjayaterhadap perdagangan terhadap
masa kini. ·
Setiap
peserta didik mencatat hasil diskusi kelompoknya. ·
Peserta
didik membuat laporan hasil diskusi kelompoknya. ·
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. ·
Kelompok lain memberikan saran, masukan dan kritik kepada kelompok
yang sedang maju ke depan. ·
Siswa dari kelompok satu dengan
yang lain menyimpulkan hasil diskusi dan membuat ringkasan mengenai kondisi
politik, ekonomi, sosial, dan hasil peninggalan kerajaan Sriwijaya |
65 menit |
Penutup |
·
Klarifikasi/kesimpulan siswa
dibantu oleh guru menyimpulkan materi yang telah dibahas ·
Evaluasi untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran ·
Siswa melakukan refleksi tentang
pelaksanaan pembelajaran ·
Guru memberi tugas kepadasiswa untuk membuat karya tulis tentang
peninggalan budaya kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno. ·
Mengucapkan salam |
15 menit |
Pertemuan Kedua
Kegiatan |
Deskripsi |
Alokasi waktu |
Pendahuluan |
·
Memberikan
salam ( religius ) ·
Menanyakan kepada siswa kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar serta kerapian berpakaian ·
Menanyakan kehadiran siswa (
absensi ) ·
Mempersilakan
salah satu siswa memimpin doa ( religius ) ·
Menyampaikan topik pembelajaran
hari ini tentang“Kerajaan Sriwijaya dan Mataram” ·
Menyampaikan tujuan pembelajaranhari ini
melalui power point ·
(Ice Breaking ) |
10 menit |
Inti |
·
Menayangkan gambar Candi Borobudur dan Prambanan
melalui tayangan gambar ·
Siswa mengamati gambar dan membaca buku paket maupun
pelengkap.
( literasi ) ·
(Disajikan tayangan yg mengandung persoalan ) ·
Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dibahas sesuai dengan tayangan gambar. (
creative, critical thinking ) ·
Siswa
dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang. ·
Masing-masing
kelompok diminta untuk mencari
informasi materi dengan membaca buku siswa/mencari di internet tentang
kedatangan Islam ke Nusantara. ·
Masing-masing
kelompok diberikan tugas untuk mendiskusikan materi tentang kedatangan Islam
ke Nusantara. Kelompok I : Sistem pemerintahan kerajaan Mataram Kuno Kelompok
II : Kondisi sosial dan ekonomi kerajaan Mataram
Kuno Kelompok III : Kondisi budaya ( agama dan pendidikan) Kelompok IV : Hasil-hasil kebudayaan Kelompok V : Pengaruh Mataram Kuno terhadap perdagangan
terhadap masa kini. ·
Setiap
peserta didik mencatat hasil diskusi kelompoknya. ·
Peserta
didik membuat laporan hasil diskusi kelompoknya. ·
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. ·
Kelompok lain memberikan saran, masukan dan kritik kepada kelompok
yang sedang maju ke depan. ·
Siswa dari kelompok satu dengan
yang lain menyimpulkan hasil diskusi dan membuat ringkasan mengenai kondisi
politik, ekonomi, sosial, dan hasil peninggalan kerajaan Mataram Kuno. |
65 menit |
Penutup |
·
Klarifikasi/kesimpulan siswa
dibantu oleh guru menyimpulkan materi yang telah dibahas ·
Evaluasi untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran ·
Siswa melakukan refleksi tentang
pelaksanaan pembelajaran ·
Guru memberi tugas kepadasiswa untuk membuat karya tulis tentang
peninggalan budaya kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno. ·
Mengucapkan salam |
15 menit |
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1.Tehnik Penilaian : Test dan Non tes
2.Bentuk : Tes Lisan dan Instrumen
3.Pedoman Penskoran : terlampir
KISI KISI SOAL DAN KUNCI JAWABAN
SOAL TES
KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN
MATA PELAJARAN : SEJARAH
WAKTU :20 MENIT
KELAS/ SEMESTER : X1/ 1
JUMLAH SOAL : 5
TAHUN PELAJARAN : 2017-2018
BENTUK SOAL : URAIAN
Kompetensi
Inti :
1.
Memahami,menerapkan dan
menganalisispengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
2.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
Kompetensi
Dasar |
Materi |
Indikator |
Ranah |
No Soal |
3.1. Menganalisis
sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha yang
berpengaruh pada kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini. |
· Kerajaan Sriwijaya · Kerajaan Mataram Kuno |
1.Menganalisis
tentang sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya 2.
Menganalisis Sistem ekonomi Kerajaan
Mataram Kuno 3.Membedakan
Sistem sosial Kerajaan Sriwijjaya dengan Kerajaan Mataram Kuno. 4.
Mengidentifikasi hasil budaya Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Mataram kuno 5.
Menjelaskan upaya menjamin pengaruh perdagangan dan kekuasaan Kerajaan
Sriwijaya di Asia Tenggara. |
C2 C4 C3 C2 C3 |
1 2 3 4 5 |
SOAL URAIAN :
1. Jelaskan tentang pemerintahan
kerajaan Sriwijaya !
2. Jelaskan Sistem ekonomi Kerajaan Mataram Kuno!
3. Bedakan Sistem sosial budaya
Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Mataram Kuno.!
4. Sebutkan hasil-hasil
budaya Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Mataram kuno!
5. Jelaskan upaya Kerajaan Sriwijaya untuk
menjamin pengaruh perdagangan dan
kekuasaan di Asia Tenggara !
Kunci Jawaban :
1. Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta
Hyang atau Maharaja, dan dalam lingkaran raja terdapat secara
berurutan yuvarāja (putra mahkota), pratiyuvarāja (putra mahkota
kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya)
2. Kehidupan
masyarakat Mataram umumnya bersifat agraris karena pusat Mataram terletak di
pedalaman, bukan di pesisir pantai. Pertanian merupakan sumber kehidupan
kebanyakan rakyat Mataram. Di samping itu, penduduk di desa (disebut wanua)
memelihara ternak seperti kambing, kerbau, sapi, ayam, babi, dan itik. Sebagai
tenaga kerja, mereka juga berdagang dan menjadi pengrajin.
3. Kerajaan Mataram Kuno meskipun dalam praktik
keagamaannya terdiri atas agama Hindu dan agama Buddha, masyarakatnya tetap
hdup rukun dan saling bertoleransi. Sikap itu dibuktikan ketika mereka
bergotong royong dalam membangun Candi Borobudur. Masyarakat Hindu yang
sebenarnya tidak ada kepentingan dalam membangun Candi Borobudur, tetapi karena
sikap toleransi dan gotong royong yang telah mendarah daging turut juga dalam
pembangunan tersebut. Sedangkan Menurut berita dari
Tibet, seorang pendeta bernama Atica datang dan tinggal di Sriwijaya (1011-1023
M) dalam rangka belajar agama Budha dari seorang guru besar yang bernama
Dharmapala. Menurutnya, Sriwijaya merupakan pusat agama Budha di luar India.
Tetapi walaupun Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat agama Budha, tidak
banyak peninggalan purbakala seperti candi-candi atau arca-arca sebaga tanda
kebesaran Kerajaan Sriwijaya dalam bidang kebudayaan.
4. Kerajaan
Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit tinggalan purbakala di jantung negerinya
di Sumatera. Sangat berbeda dengan Kerajaan Mataram kuno di Jawa Tengah saat kepemimpinan wangsa Syailendra
yang banyak membangun monumen besar; seperti Candi
Kalasan, Candi Sewu, dan Borobudur.
Candi-candi Budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara lain Candi
Muaro Jambi, Candi Muara Takus, dan Biaro Bahal.
Akan tetapi tidak seperti candi periode Jawa Tengah yang terbuat dari batu
andesit, candi di Sumatera terbuat dari bata merah.
5. Upaya Sriwijaya untuk menjamin
pengaruh perdagangan bahari di Asia
Tenggara berjalan seiring dengan perluasan Sriwijaya sebagai sebuah
kemaharajaan bahari atau thalasokrasi. Dengan menaklukkan bandar
pelabuhan negara tetangga yang
berpotensi sebagai pesaingnya, Sriwijaya secara otomatis juga melebarkan
pengaruh dan wilayah kekuasaannya di berbagai kawasan. Sebagai kemaharajaan
bahari, pengaruh Sriwijaya jarang masuk hingga jauh di wilayah pedalaman.
Sriwijaya kebanyakan menerapkan kedaulatannya di kawasan pesisir pantai dan kawasan
sungai besar yang dapat dijangkau armada perahu angkatan lautnya di wilayah
Nusantara.
Pedoman
penskoran
Nomor Soal |
Skore |
1 |
6 |
2 |
5 |
3 |
5 |
4 |
4 |
5 |
5 |
Total |
25 |
RUMUS
NILAI :
NILAI
= . Jumlah skor x 4
Jumlah skor maksimal |
Kriteria penilaian
No. |
SKOR |
Nilai |
1 |
3,66˂skor≤4,00 |
A |
2 |
3,33˂skor≤3,66 |
A- |
3 |
3,00˂skor≤3,33 |
B+ |
4 |
2,66˂skor≤3,00 |
B |
5 |
2,33˂skor≤2,66 |
B- |
6 |
2,00˂skor≤2,33 |
C+ |
7 |
1,66˂skor≤2,00 |
C |
8 |
1,33˂skor≤1,66 |
C- |
9 |
1,00˂skor≤1,33 |
D+ |
10 |
0.00˂skor˂1,00 |
D |
Singorojo , Juli
2018
LAMPIRAN 3 :
KERAJAAN
SRIWIJAYA (644,645M)
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan
maritim dan melayu kuno yang berkembang di Sumatra yang merupakan perkembangan
lanjutan dari kerajaan-kerajaan yang lebih kecil di Sumatra Selatan yang
berdiri pada abad ke-7. Dalam bahasa Sansekerta, Sri artinya `bercahaya`,
sedangkan wijaya artinya `kemenangan`.
Sriwijaya disebut dengan berbagai macam
nama. Kaum Tionghoa menyebutnya San Fo Si atau San Fo Qi. Di dalam bahasa
Sansekerta disebut Yavadesh, dalam bahasa Pali disebut Javadesh. Orang Arab
menyebutnya Zabag sedangkan orang Khmer menyebutnya Melayu.
a.
Lokasi
Kerajaan
Terletak di Sumatra Selatan, yaitu
tepatnya di tepi Sungai Musi atau sekitar
kota Palembang sekarang.
b.
Sumber
Sejarah
Sumber Prasasti :
·
Prasasti
Kedukan Bukit ==>> ditemukan di Kedukan Bukit,
di tepi sungai Talang dekat Palembang, berangka tahun 605 Saka
atau 683 M.
Isi : perjalanan suci (Sidayatra) Dapunta Hyang berangkat dari Minangatamwan
dengan membawa tentara sebanyak 20.000 orang yang kemudian melakukan Maruatwanua. Dari perjalanan tersebut
berhasil menaklukkan beberapa daerah.
·
Prasasti
Talang Tuo ==>> Ditemukan di sebelah barat kota Palembang
berangka tahun 606 Saka / 684 M.
Isi
: pembuatan
Taman Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk dan terdapat doa-doa yang
bersifat Budha Mahayana.
·
Prasasti
Telaga Batu ==>Ditemukan di Telaga Batu dekat Palembang
berangka tahun 683 M.
Isi : kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak
taat terhadap raja Sriwijaya dan melakukan kejahatan.
·
Prasasti
Kota Kapur ==>> Ditemukan di Kota Kapur pulau Bangka
berangka tahun 608 Saka atau 686 M.
Isi : Sriwijaya berusaha untuk menaklukkan Bumi Jawa yang tidak setia
kepada kerajaan Sriwijaya.
·
Prasasti
Karang Berahi ==>> (686 M) Ditemukan di Jambi
Isi : penguasaan Sriwijaya
atas daerah Jambi (tempat ditemukan prasasti ini).
·
Prasasti
Palas Pasemah ==>> Ditemukan di Lampung
Selatan tidak berangka tahun.
Sumber
Berita Asing :
·
Berita Cina ==>>
Diperoleh dari I-Tshing
seorang pendeta Cina yang sering datang ke Sriwijaya sejak tahun 672 M.
Menceritakan bahwa di Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang menguasai
agama seperti di India dan di samping itu juga. Berita dari dinasti
Sung yang menceritakan tentang pengiriman utusan dari Sriwijaya tahun
971 - 992 M. orang Cina menyebut Sriwijaya dengan sebutan San-Fo-Tsi dan Che-Li-Fo-Che.
·
Berita
Arab
==>> Banyak orang Arab yang melakukan kegiatan perdagangan di Sriwijaya.
Sehingga banyak juga bermunculan perkampungan-perkampungan Arab. Orang-orang
Arab menyebut Sriwijaya dengan nama Zabaq,
Sabay atau Sribusa.
·
Berita India ==>> Kerajaan
Sriwijaya sudah menjalin hubungan dengan raja-raja dari kerajaan India, seperti
kerajaan Nalanda dan kerajaan Cholamandala.
·
Prasasti Nalanda
Isi : Raja Nalanda yang
bernama Raja Dewa Paladewa berkenaan membebaskan 5 buah desa dari pajak.
Sebagai gantinya kelima desa itu wajib membiayai para mahasiswa dari kerajaan
Sriwijaya yang menuntut ilmu di kerajaan Nalanda. Raja sriwijaya bernam
Balaputradewa dari dinasti Syailedra di Jawa Tengah yang terusir akibat
kekalahannya melawan kakanya sendiri (Pramodawardani)
·
Prasasti
Ligor (775 M)
Isi : penguasaan
wilayah Kra/tanah Genting Malaya dengan tujuan untuk mengawasi pelayaran dan
perdangangan di selat Malaka.
c.
Kehidupan
Politik
Sriwijaya merupakan kerajaan
maritime (Sarwajala). Beberapa factor yang mendorong munculnya Sriwijaya
sebagai kerajaan besar di Asia Tenggara.
v Palembang terletak di muara sungai Musi, sedangkan
didepannya terletak pulau-pulau pelindung pelabuhan.
v Letaknya strategis di tepi jalan dagang nasinal dan
internasional.
v Runtuhnya kerajaan Funan.
v Sriwijaya memiliki angkatan laut yang kuat.
Tiga syarat utama menjadi raja Sriwijaya :
1. Samraj ( Berdaulat atas rakyatnya )
2. Indratvam ( Memerintah seperti dewa Indra yang selalu memberikan
kesejahteraan bagi rakyatnya )
3. Ekachatta ( Mampu melindungi seluruh rakyatnya )
Daftar
silsilah para raja kerajaan Sriwijaya :
1. Dapunta Hyang Sri
jayanegara ( Prasasti Kedukan Bukit 683 M, prasasti Talang Tuo 684 M )
2. Cri Indrawarman (
Berita China 724 M )
3. Rudra Wikrama (
Berita China 728 M )
4. Wishnu ( Prasasti
Ligor 775 M )
5. Maharaja ( Berita
Arab 851 M)
6. Balaputra Dewa ( Prasasti Nalanda 860 M )
7. Cri Udayadityawarman ( Berita China 960 M )
8. Cri Udayaditya ( Berita China 962 M )
9. Cri Cudamaniwarmadewa ( Berita China, 1003.
Prasasti Leiden, 1044 M )
10. Maraviyatunggawarman ( Prasasti Leiden, 1044
M )
11. Cri Sanggrama Wijayatunggawarman ( Prasasti
Chola, 1004 M )
Raja-raja yang berhasil diketahui keadaan
masa pemerintahannya adala sebagai berikut :
1. Raja Dapunta Hyang
Berhasil
memperluas wilayah kekuasaannya ke wilayah Jambi (Prasasti Kedukan Bukit),
Tulang Bawang (Prasasti Pala Pasembah), Kedah (Berita I-Tsing), P. Bangka
(Prasasti Ligor) Kra (Prasasti Ligor). Bercita-cita menjadikan sriwijaya
sebagai kerajaan Maritim.
2. Raja Balaputra Dewa
ü Menggantikan raja Dharma sentru ( kakak dan ibu
raja Balaputra Dewa ) yang tidak
memiliki keturunan.
ü Sriwijaya mengalami masa kejayaan dan berkembang
sangat pesat.
ü Meningkatkan kegiatan pelayaran dan perdagangan.
ü Menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan
diluar Indonesia ( Nalanda dan Chola )
ü Sriwijaya meenjadi pusat prdagangan dan
penyebaran agama Budha di Asia
Tenggara.
3. Raja Sanggrama Wiyattinggawarman
ü Sriwijaya menghadapi ancaman dari kerajaan Chola
( India ) yang berhasil menguasai
Sriwijaya pada masa raja Rajendra Chola.
ü Raja Sanggrama Wiyattunggawarman berhasil
ditawan dan dibebaskan oleh Raja
kulottungga I ( pengganti Rajendra Chola
).
Sriwijaya pada mulanya
tidak berada di Palembang, tetapi mungkin di Minanga Tamwan yaitu daerah
pertemuan antara sungai Kampar kanan dengan sungai Kampar kiri. Karena
keberhasilannya menguasai Palembang dan sekitarnya dan daerah ini dianggap
lebih menguntungkan dan strategis. Maka pusat kerajaan dipindahkan dari Minanga
Tamwan ke Palembang.
Pada abad ke 10 Sriwijaya mengalami
kemunduran yang disebabkan oleh:
a. Banyak daerah yang melepaskan diri ( menunjukkan
lemahnya pertahanan Sriwijaya ).
b.
Terjadi
beberapa serangan atas sriwijaya antara lain : dari Teguh Darmangsa (992),
kerajaan Chola Mandala atas Semenanjung Melayu (1017), pusat kerajaan (1023) dan
(1030), kerajaan singosari ( Kertanegara ) dan terakhir serangan dari Majapahit
(1477).
d.
Wilayah
Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
Penguasaan daerah pertama kali adalah
Palembang, kemudian ibukota Sriwijaya dipindah dari Muara Takus ke Palembang.
Dari sini Sriwijaya dengan mudah dapat menaklukan daerah-daerah di sekitarnya.
Hingga dapat pula menguasai jalur perdagangan Selat Sunda, Selat Bangka, Selat
Malaka dan Laut Jawa bagian barat.
e.
Hubungan
Luar Negeri
Kerajaan Sriwijaya dalam masa
pemerintahannya telah menjalin kerjasama dengan kerajaan-kerajaan lain yang
berada di luar wilayah Indonesia. Kerajaan Sriwijaya dengan kerajaan Nalanda di
Benggala dibuktikan dengan adanya Prasasti Nalanda 860 M dan juga Kerajaan
Sriwijaya dengan kerajaan Cholamandala di Pantai Timur India Selatan.
f.
Kehidupan
Masyarakat
Taraf kehidupan masyarakat kerajaan
Sriwijaya semakin meningkat ketika pemerintahan Raja Balaputra Dewa. Melalui
jalinan hubungan yang baik antara kerajaan-kerajaan sekitar. Seperti yang
disebutkan dalam prasasti Nalanda.
g.
Kehidupan
Ekonomi
Sriwijaya terletak di tengah-tengah
pelayaran perdagangan antara India dan Cina, sehingga membuat Sriwijaya menjadi
transito dan urat nadi perhubungan
bagi daerah-daerah di Asia Tenggara. Terutama setelah dikuasainya Selat Malaka
oleh kerajaan Sriwijaya.
h.
Kehidupan
Budaya
Kerajaan Sriwijaya dalam perjalanannya
tidak memiliki peninggalan-peninggalan yang memberikan identitas kebudayaannya
contohnya adalah benda-benda peninggalan yang terdapat di Bumah Bari.
i.
Kehidupan
Agama
Agama yang dianut oleh kerajaan Sriwijaya
adalah agama Budha Mahayana. Dimana diceritakan di dalam berita Cina dan berita
India, dimana kerajaan Sriwijaya dijadikan tempat belajar agama Budha dengan
guru agama Budhanya yang bernama Dharmapala
dan Sakyakirti.
j.
Mundurnya
Kerajaan Sriwijaya
Kemunduran kerajaan Sriwijaya disebabkan
oleh faktor politis dan faktor ekonomi.
Faktor
Politis :
·
Munculnya kerajaan-kerajaan besar yang
juga ingin menguasai dunia perdagangan membuat Sriwijaya terdesak contohnya
adalah kerajaan Syam dan Cola Mandala.
·
Adanya serangan dari kerajaan-kerajaan
di sekitar Sriwijaya
ü Serangan
pertama dari Raja Dharmawangsa
dari Medang, Jatim tahun 990 M. pada waktu itu raja Sriwijaya adalah Sri
Sudarmaniwarmadewa. Walaupun serangan tersebut gagal tetapi dapat
melemahkan Sriwijaya.
ü Serangan
berikutnya datang dari kerajaan Colamandala
(India Selatan) yang terjadi pada masa pemerintahan Sri
Sangramawijayatunggawarman pada tahun 1023 dan diulang lagi tahun 1030
dan raja Sriwijaya ditawan.
ü Tahun
1068 Raja Wirarajendra dari Colamandala
kembali menyerang Sriwijaya tetapi Sriwijaya tidak runtuh bahkan pada abad 13
Sriwijaya diberitakan muncul kembali dan cukup kuat.
ü Ekspedisi
Pamalayu dari kerajaan Singosari.
ü Keruntuhan
Sriwijaya terjadi pada tahun 1477 ketika Majapahit mengirimkan tentaranya untuk
menaklukan Sumatra termasuk Sriwijaya.
·
Adanya perkembangan kerajaan Islam.
·
Banyaknya daerah kekuasaan yang
melepaskan diri.
KERAJAAN MATARAM (717-929M)
Kerajaan
Mataram Kuno Dinasti Sanjaya
a.
Sumber
Sejarah
o
Prasasti
Canggal ==>> terdapat candra sangkala sruti indra rasa (654S) yang ditemukan
di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal berangka Tahun 732 M dalam bentuk
Candrasangkala. Isi dari prasasti tersebut menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) yang merupakan
agama Hindu beraliran Siwa di desa Kunjarakunja
oleh Raja Sanna yang kemudian digantikan oleh anak saudara perperempuanya
Sanaha yang bernama Sanjaya.
·
Prasasti
Mantyasih atau Balitung ==>> ditemukan di desa Kedu,
berangka tahun 907 M. Menceritakan mengenai pemberian hadiah tanah kepada lima
orang patihnya di Metyasih, karena telah berjasa besar terhadap Kerajaan serta
memuat nama para raja-raja Mataram Kuno serta Sanjaya sebagai raja pertama.
·
Kitab
Carita Parahyangan ==>> Menceritakan tentang hal-ikhwal
silsilah raja-raja Sanjaya. Bahwa sanjaya adalah anak Sanaha saudara perempuan
Sanna seorang raja Jawa.
b.
Kehidupan
Politik
Silsilah raja-raja dari Dinasti Sanjaya :
1.
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2.
Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3.
Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4.
Sri Maharaja Rakai Warak
5.
Sri Maharaja Rakai Garung
6.
Sri Maharaja Rakai Pikatan
7.
Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8.
Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9.
Sri Maharaja Rakai Watukura Diah
Balitung
10. Sri Maharaja Rakai Daksottama
11. Sri Maharaja Dyah Tulodhong
12. Sri Maharaja Dyah Wawa
13. Mpu Sindok (Jatim)
c.
Kehidupan
Sosial
Hubungan antara kerajaan Mataram dinasti
Sanjaya ini sangat erat dengan desa-desa di bawah pemerintahannya. Meskipun
terdapat antara keadaan keraton dengan desa, tetapi rakyat tidak merasa diasingkan
dari kalangan keraton. Sudah terdapat pembagian tugas dan administrasi kerajaan
yang jelas. Peraturan-peraturan dan hukum yang dibuat oleh kerajaan harus
ditaati oleh penduduk desa dan juga warga kerajaan. Karena untuk menjaga
keamanan dan kenyamanan bersama.
d.
Kehidupan
Ekonomi
Pada masa pemerintahan Kayuwangi
dikembangan usaha-usaha untuk memajukan pertanian. Lalu pada masa Raja Balitung
kehidupan perekonomian mulai dikembangkan, membangun pusat-pusat perdagangan.
Disebutkan di dalam prasasti Purworejo dan prasasti Wonogiri diceritakan
mengenai desa-desa yang telah dibebaskan dari beban pajak dengan syarat desa
tersebut mampu menjamin kelancaran transportasi melalui sungai.
e.
Kehidupan
Budaya
Dinasti Sanjaya beragama Hindu dengan
wilayah kekuasaan meliputi Jawa Tengah bagian utara. Candi-candi yang dibangun
pada masa dinasti Sanjaya adalah candi di dataran tinggi Dieng. Kemudian pada
masa kekuasaan Rakai Pikatan dibangun candi-candi Hindu yang lebih besar sprti
Cndi Prambanan, Cndi Sambisari, Cndi Ratu Boko, dan Cndi Gdong Songo.
·
Dinasti
Syailendra
a.
Sumber
Sejarah
·
Prasasti
Kalasan ==>> Berangka tahun 778 M, menceritakan
tentang pendirian Candi Kalasan oleh Rakai Panagkaran atas permintaan keluarga
Syailendra serta sebagai penghadiahan desa Kalasan untuk umat Budha.
·
Prasasti
Klurak ==>> Berangka tahun 782 M, di daerah
Prambanan. Menyebutkan tentang pembuatan Arca Manjusri yang merupakan
perwujudan Sang Budha, Wisnu dan Sanggha. Prasasti ini juga menyebutkan nama
raja yang berkuasa saat itu yang bernama Raja Indra.
·
Prasasti
Ratu Boko ==>> Berangka tahun 865 M menyebutkan tentang
kekalahan Raja Balaputra Dewa dalam perang saudara melawan kakaknya
Pradhowardhani yang dibantu Rakai Pikatan dan melarikan diri ke Palembang dan
berlindung di sana.
·
Prasasti Sojomerto ==>>
Berasal dari pertengahan abad ke-7 itu berbahasa Melayu Kuno di desa Sojomerto,
Kabupaten Pekalongan. Menjelaskan bahwa Dapunta Syailendra adalah penganut
agamat Siwa.
b.
Kehidupan
Politik
Silsilah raja-raja
Dinasti Syailendra :
1.
Raja Bhanu
2.
Wisnu
3.
Indra
4.
Samaratungga
5.
Pramodhawardhani
6.
Balaputera
Dewa
Ada yang berpendapat bahwa
penguasa Mataram Kuno merupakan satu dinasti yaitu dinasti sanjaya berada di
bawah dinasti Syailendra yang menyatakan bahwa gelar Rakai merupakan gelar bagi
penguasa daerah sehingga pada awalnya didominasi Syailendra, baru setelah
terjadi perkawinan politik antara Rakai Pikatan dan Pramudyawardani yang
menyingkirkan Balaputra Dewa ke Sriwijaya dominasi beralih ke dinasti Sanjaya (pendapat ini didasari oleh prasasti Ratu
Boko dan Prasasti Kalasan). Berikut adalah sisilah kekuasaan Satu dinasti :
Rakai Mataram
Sang Ratu Sanjaya
Syailendra
Sri Maharaja
Rakai Panangkaran
Bhanu
Sri Maharaja
Rakai Panunggalan Wisnu
Sri Maharaja Rakai Warak
Indra
Sri Maharaja Rakai
Garung
Samaratungga CB
CP
Sri
Maharaja Rakai Pikatan
Pramudyawardani
Balaputra dewa
(Berpindah ke
Palembang-sriwijaya)
Sri Maharaja Rakai
Kayuwangi
Sri Maharaja Rakai
Watuhumalang
Sri Maharaja Rakai Watukura Diah Balitung
Sri Maharaja Rakai Daksottama
Sri Maharaja Dyah Tulodhong
Sri Maharaja Dyah Wawa
Mpu Sindok (Jatim)
Setelah terjadi
pernikahan antara Rakai Pikatan dan Pramudyawardani maka dapat dikatan
kekuasaan mataram beralih dari dinasti Sylendra ke dinasti Sanjaya, sedangkan
saudara pramudyawardani yaitu Balaputra Dewa melarikan diri ke Sriwijaya dan
menjadi raja di Sriwijaya, sehingga kekuasaan Mataram selalu merasa terancam
oleh keberadaan Sriwijaya. Setelah Mataram dipegang oleh Mpu Sindok kerajaan
dipindah ke Jawa Timur sekaligus menjadi cikal bakal berdirnya kerajaan besar
di jawa timur, alasan pemindahan mataram ke jawa timur adalah terjadinya
bencana alam gunung merapi meletus, adanya sungai brantas sebagai sarana
transportasi, daerah Jawatimur yang subur dan adanya ancaman dari Sriwijaya.
c.
Kehidupan
Sosial
Kehidupan social kerajaan Syailendra ini
dapat dilihat dalam bentuk peninggalan candi, dimana para ahli menafsirkan bahwa kehidupan social kerajaan Syailendra
sudah teratur. Rakyat secara gotong-royong menyelesaikan pembuatan candi-candi.
d.
Kehidupan
Budaya
Dinasti Syailendra ini banyak
meninggalkan candi-candi megah dan memiliki arti yang sangat besar nilainya. Candi-candi yang sangat terkenal
antara lain Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Borobudur, Candi Kalasan, Candi
Sari dan Candi Sewu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar