Total Tayangan Laman

Laman

Selasa, 06 Agustus 2013

Seni Kuda Lumping



Pembahasan
Kebudayaan merupakan sesuatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh masyarakat yang berbeda satu sama lainnya, oleh karena perbedaan itu budaya tiap daerah sangatlah berbeda, hal ini dikarenakan adanya perbedaan geografi yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia secara mendasar. Perbedaan perbedaan yang sangat mendasar itu banyak tercermin dari unsur unsur kebudayaan yang ditampilkan disetiap wilayah. Kebudayaan memiliki beberapa unsur yaitu :
1.      Tekhnologi/ alat hidup yang digunakan
2.      Bahasa
3.      Kepercayaan
4.      Mata pencaharian
5.      Sistem masyarakat
6.      Kesenian
7.      Ilmu Pengetahuan
Unsur unsur tersebut adalah yang membedakan antara kebudayaan satu dan kebudayaan lainnya, sehingga tampak jelas perbedaan dalam kebudayaan. Di negara Indonesia mempunyai beberapa kebudayaan yang mempunyai ciri khas yang unik yang memanjang dari barat ke timur. Salah satu hasil dari kebudayaan yang ada di Indonesia yang akan kita bahas adalah kesenian yang berasal dari Jawa yaitu kesenian kuda lumping yang juga memadukan bebarapa alat musik dan seperangkat gamelan, penyanyi yang disebut sinden dan juga bebrapa penari yang menggunakan pakaian tertentu. Berikut ulasan lengkap dari Tari Kuda Lumping
 Tari Kuda Lumping adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut.
Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Konon, tari kuda lumping adalah tari kesurupan. Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Versi lain menyebutkan bahwa, tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda. Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari kuda lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.
Seringkali dalam pertunjukan tari kuda lumping, juga menampilkan atraksi yang mempertontonkan kekuatan supranatural berbau magis, seperti atraksi mengunyah kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri, berjalan di atas pecahan kaca, dan lain-lain. Mungkin, atraksi ini merefleksikan kekuatan supranatural yang pada zaman dahulu berkembang di lingkungan Kerajaan Jawa, dan merupakan aspek non militer yang dipergunakan untuk melawan pasukan Belanda. Di Jawa Timur, seni ini akrab dengan masyarakat di beberapa daerah, seperti jamban, kolong jembatan, rel kereta, dan daerah-daerah lainnya.
Tari ini biasanya ditampilkan pada ajang-ajang tertentu, seperti menyambut tamu kehormatan, dan sebagai ucapan syukur, atas hajat yang dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa. Dalam pementasanya, tari kuda lumping menggunakan kaca,beling,batu,dan jimat. Para penari kuda lumping sangat gila Selain mengandung unsur hiburan dan religi, kesenian tradisional kuda lumping ini seringkali juga mengandung unsur ritual. Karena sebelum pagelaran dimulai, biasanya seorang pawang hujan akan melakukan ritual, untuk mempertahankan cuaca agar tetap cerah mengingat pertunjukan biasanya dilakukan di lapangan terbuka.
            Tari kuda lumping sampai sekarang masih menjadi salah satu tarian yang terpopuler dikalangan masyarakat pribumi, yang menjadi kesukaan dari tari ini adalah momen ketika sipenari hilang kesadaran dan mulai memakan benda disekitarnay. Selain itu dengan biaya  yang relatih terjangkau tari ini dapat dipentaskan dan dilihat oleh masayarakat disemua kalangan. Seiring berjalannya waktu tari kuda lumping ini berkembang dan memakai perlengkapan yang lebih baik dan lebih modern dibandingkan dimasa lalu, dalam tariannya kini juga menggabungkan tarian moderen dan tarian tradisional agar tidak membosankan para penontonnya.


Penutup
            Dalam perkembangannya kebudayaan memberikan perbedaan dari setiap masyarakat dan menjadi ciri khas yang unik dalam kehidupan, dengan unsur unsur yang terkandung didalamnya menyebabakan manusia senantiasa berlomba lomba agar kebudayaan mereka menjadi kebudayaan yang dapat bersaing dalam kehidupan dimasa depan. Salah satu hasil kesenian yang dapat bertahan dan terus berkembang adalah kesenian tari Kuda Lumping yang berasal dari daerah Jawa.
            Kesenian yang diperkirakan berasal dari era prasejarah ini masih eksis dan menarik minat dari berbagai kalangan baik, muda, tua, anak anak pun suka melihat pertunjukan kuda lumping, sebagai masyarakat  yang masih berkembang Indonesia masih mempercayai hal halmagis yang ada dalam kesenian kuda Lumping. Itulah yang menyebabkan orang orang masih melihat kesenian kuda lumping.
            Pada akhirnya kita sebagai generasi penerus harus mampu  mempertahankan kebudayaan asli yang ada didaerah kita dan menakulturasikan dengan kebudayaan global yang masuk dan berkembang di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar