Total Tayangan Laman

Laman

Selasa, 26 November 2013

laporan ppl

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ) merupakan proses latihan kependidikan bagi mahasiswa dalam rangka menguasai ketrampilan-ketrampilan dasar pendidikan. Kegiatan PPL dimaksudkan agar para mahasiswa selaku calon tenaga kependidikan memperoleh pengalaman nyata dalam suatu penyelenggaraan atau pelaksanaan pendidikan.
Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ) meliputi segala kegiatan yang profesional yang mencakup tugas edukatif, administratif dan bimbingan yang harus dilaksanakan mahasiswa di sekolah latihan.
Dimana tenaga pendidikan yang berkualifikasi sebagai guru, pamong belajar, konselor, tutor, instruktur maupun fasilisator. Mengabdikan diri dengan melaksanakan pengelolaan dan pengembangan pendidikan, pada jalur pendidikan formal, informal,dan non formal.
Guru sebagai tenaga profesional wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Dimana yang nantinya akan mencetak anak didik yang siap pakai dan mempunyai ketrampilan yang baik untuk modal anak didik di masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka untuk memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi guru tersebut diatas maka mahasiswa IKIP Veteran Semarang Jurusan Pendidikan Sejarah yang sejak awal telah disiapkan sebagai calon guru yang harus berkompeten di bidangnya agar nanti para anak didiknya bisa menerapkan apa yang diperoleh di bangku sekolah dapat diaplikasikan langsung ketika anak didik terjun dimasyarakat. Mahasiswa PPL diharapkan memiliki wawasan dan dasar sebagai seorang guru atau pendidik yang profesional.

Tujuan
Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ) jurusan pendidikan Sejarah adalah agar mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan pengetahuan yang didapat atau diterima dibangku kuliah secara praktis, terintegrasi, dan komprehensif serta membentuk mahasiswa menjadi calon guru yang profesional sesuai dengan prinsip pendidikan berdasarkan kompetensi, yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

Manfaat
Adapun manfaat dari Praktik Pengalaman Lapangan adalah sebagai berikut:
Bagi mahasiswa
Memperoleh pengalaman factual tentang proses pembelajaran pendidikan dalam situasi yang nyata.
Memperoleh bekal pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola sekolah.
Memperoleh seperangkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dapat menunjang tercapainya kompetensi pendidikan.
Bagi lembaga IKIP Veteran Semarang
Sebagai umpan balik dalam upaya menyempurnakan sistem pendidikan di lingkungan IKIP Veteran Semarang sesuai dengan kebutuhan di bidang pendidikan.
Mempererat dan meningkatkan kerjasama antara IKIP Veteran Semarang sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi ( di bidang pendidikan ) dengan instansi-instansi pendidikan terkait.
Bagi sekolah latihan
Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang dapat digunakan dalam pengembangan sekolah.
Memperoleh bantuan dan pikiran dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan administrasi maupun akademik.

Pembekalan, Micro teaching, dan tempat sekolah latihan
    Sebelum melaksanakan praktik pengalaman kerja lapangan di sekolah latihan, terlebih dahulu para mahasiswa diberi pembekalan dan pengarahan yang dilaksanakan selama satu hari. Pada pembekalan ini para mahasiswa praktikan memperoleh materi tentang cara menyusun perangkat pembelajaran, metode pembelajaran serta kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif, administratif, dan kemasyarakatan lingkup pendidikan. Pembekalan ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa praktikan sebelum diterjunkan ke sekolah latihan.
    Selain itu mahasiswa praktikan juga harus mengikuti kegiatan pengajaran model atau microteaching guna mempersiapkan kemampuan psikomotorik mahasiswa praktikan sebelum melakukan pengajaran yang sebenarnya disekolah latihan. Pembekalan praktik pengalaman lapangan dilaksanakan pada tanggal 12 September 2013 pembekalan PPL dilaksanakan mulai 07.30 sampai selesai.

Tugas mahasiswa PPL
Mahasiswa mengikuti pembekalan yang dilaksanakan oleh panitia;
Mahasiswa melaksanakan microteaching di Ruang kelas IKIP Veteran Semarang yang sudah ditentukan;
Mahasiswa mengadakan observasi di sekolah latihan;
Mahasiswa melaksanakan administrasi sekolah/ pendidikan dan administrasi perpustakaan;
Mahasiswa melaksanakan bimbingan kesiswaan.


BAB II
PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Sejarah Singkat SMA Kesatrian 2 Semarang
Sekolah Menengah Atas Kesatrian 2 Semarang terletak di Jalan Gajah Raya 58 Semarang. Sekolah ini adalah sekolah swasta nasional di bawah YAYASAN PENDIDIKAN KESATRIAN 67. Yayasan ini semula milik perkumpulan "Yuyung Kung Hui Sing", merupakan sekolah anak-anak Tiong Hwa. Pada waktu terjadi peristiwa G30S/PKI sekolah ini dibakar, namun pada tahun 1967 sekolah tersebut dapat dipergunakan kembali tepatnya pada tanggal 20 Mei 1967, dengan nama baru Yayasan Pendidikan Kesatrian. Pada tahun 2008 nama yayasan diganti Yayasan Pendidikan Kesatrian 67
Sekolah yang dikelolanya pada mulanya meliputi : TK Kesatrian, SD Kesatrian, SMP Kesatrian dan SMA Kesatrian. Sesuai dengan animo masyarakat pada tahun 1990-an menutup TK dan SD. Tahun 1987 mulai mengoperasionalkan SMA Kesatrian 2 di Jl Gajahmada 123 Semarang sedangkan SMA Kesatrian 1 menempati gedung baru di Jl pamularsih. Tahun 1992 SMP Kesatrian 2 mulai beroperasi di Jl. Pamularsih. Tahun 2009 SMA Kesatrian 2 pindah menempati gedung baru di Jl Gajah Raya 58 Semarang.
Sejak tahun 1987 SMA Kesatrian 2 mengalami beberapa pergantian Kepala Sekolah dengan diurutkan sebagai berikut :
Tahun 1987-1991 dipimpin oleh Bapak Drs. Watamto
Tahun 1991–1999 dipimpin oleh Ibu Siti Darwati, S.Pd.
Tahun 1999-2007 dipimpin oleh Bapak Drs. Supriyono P.H.
Tahun 2007-2011 dipimpin oleh Bapak Drs. Subarno
Tahun 2011-sekarang dipimpin oleh Bapak Drs. Supriyono P.H.


Visi Dan Misi SMA Kesatrian 2

Visi SMA Kesatrian 2 adalah :
” unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa serta kedisiplinan ”

Misi SMA kesatrian 2 adalah:
Meningkatkan dan mengembangkan isi ( kurikulum )
Meningkatkan dan mengembangkan tenaga kependidikan
Meningkatkan standart kelulusan
Mengembangkan budaya kompetetif bagi siswa dalam upaya peningkatan ketrampilan
Meningkatkan prestasi keagamaan sikap dan perilaku disiplin

Keadaan Sekolah
SMA Kesatrian 2 Semarang mempunyai kondisi fisik yang cukup memadai untuk menujang aktivitas atau kegiatan belajar mengajar sehari-hari. SMA Kesatrian 2 Semarang terdiri dari beberapa bangunan yang masing masing gedung mempunyai fungsi yang berbeda. Bangunan yang mempunyai fungsi yang berbeda tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang Tata Usaha, Ruang Bimbingan dan Konseling, Ruang Kelas, Ruang Komputer, Ruang Osis, Laboratorium, Aula, Tempat Parkir, Kantin, Perpustakaan, Koperasi Siswa, Gudang, WC Guru dan WC Siswa, lapangan Basket, LapanganVoly, Lapangan futsal
dan juga Lapangan Bulu tangkis.
SMA Kesatrian 2 Semarang merupakan sekolah yang bertempat di jalan Gajah Raya No 58 Semarang. Letaknya cukup strategis dan mudah dijangkau kendaraan baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. SMA Kesatrian 2 Semarang memiliki luas tanah 4.500 m2 yang terdiri dari luas bangunan 2.250 m2, halaman atau taman 1.000 m2, lapangan olah raga 1.000 m2, kebun 250 m2. Jumlah ruang kelas secara keseluruhan ada 22 ruang kelas dengan luas 1.176 m2 yang ditempati kelas X IPA terdiri dari 4 rombel dan 158 siswa,kelas X IPS terdiridari 4 rombel dan 158 siswa kelas XI IPA terdiri dari 3rombel dan 116 siswa, kelas XI IPS terdiri dari 3 rombel dan 102 siswa, kelas XII IPA terdiri dari 4 rombeldan 141siswa, kelas XII IPS terdiri dari 4rombel dan 139 siswa. Jumlah semua rombel adalah 22 rombel dan 814 siswa.
1) Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah dan perkiraan jarak dengan sekolah:
a. Masjid Agung Jawa Tengah : 200 meter
b. Perum griya prasetya utara : 400 meter
c. Pemukiman warga (kampung) : mengelilingi sekolah
d. Kompleks pertokoan : 500 meter
e. Pom bensin (SPBU) : 300 meter
f. Sekolah Dasar Muhammadiyah : 400 meter
2) Kondisi Lingkungan sekolah:
SMA Kesatrian 2 Semarang mempunyai kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan sekolah. tingkat kebersihan di sekolah ini tinggi. Tidak ada sampah yang berserakan, lantai yang bersih karena disapu dan dipel petugas setiap pagi dan siang hari. Pagi hari sebelum siswa masuk ke kelas dan siang hari usai siswa pulang dari sekolah. Selain ada petugas kebersihan yang bertugas menjaga kebersihan di lingkungan sekolah, di sekolah ini pun siswa diberikan jadwal piket untuk membersihkan kelas masing-masing. Siswa dan warga sekolah juga mempunyai kesadaran yang tinggi untuk tidak membuang sampah sembarang. Namun membuang sampah di tempat sampah yang telah disediakan di depan kelas atau di depan setiap ruangan yang ada di sekolah SMA Kesatrian 2 Semarang ini. Sekolah ini tenang dan tidak bising. Karena penataan kelas yang jauh dari jalan raya, dengan dipisahkan lapangan sekolah dan tempat parkir yang luas,maka kebisingan dari luar sekolah tidak terdengar sampai di kelas dan tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Siswa di SMA ini juga bukan siswa yang suka ramai. Mereka mengikuti pembelajaran dengan antusias dan tidak membuat kegaduhan di dalam kelas, sehingga tidak mengganggu kelas lain. setiap kelas juga dirancang kedap suara, sehingga sekolah ini tenang dan kondusif untuk proses pembelajaran. Sanitasi sudah baik. Usaha sekolah untuk memperhatikan lingkungan yang akan mewujudkan kondisi sekolah yang bersih dan memperhatikan kesehatan seluruh warga sekolah sudah cukup optimal. Walaupun setiap ruang kelas kurang mendapatkan cahaya matahari karena setiap ruang menggunakan AC, sehingga harus tertutup. Namun, kebersihan sekolah sudah terjaga baik. Kamar mandi pun bersih dan tidak berbau. Tidak ada air yang menggenang di selokan. Taman di sekolah juga terawat dengan baik. Selain digunakan untuk menambah keindahan, tanaman juga menghasilkan oksigen yang menyejukkan di sekolah. Jalan penghubung ke sekolah lebar dan beraspal. Meskipun kondisi jalanan yang cukup padat, namun tidak menimbulkan kemacetan yang parah, yang bisa menghambat perjalanan warga sekolah untuk dapat sampai ke sekolah. Memang jalan ini juga dilalui oleh truck, dan ramai, namun angka keterlambatan siswa maupun guru pun terbukti sedikit atau hanya sebagian kecil saja. Dalam 1 hari, rata-rata tidak mencapai 6 orang yang datang terlambat. Adanya satpam yang bertugas tidak hanya menjaga sekolah namun juga menyebrangkan warga sekolah yang hendak masuk ke sekolah juga sangat membantu. Masyarakat sekitar sekolah ini adalah menengah bawah. Pemukimanpemukiman penduduk tersebar disekitar SMA Kesatrian 2 Semarang ini bukan masyarakat agraris maupun industri.

D. Fasilitas sekolah

1. Ruang Kepala Sekolah

Ruang Kepala SMA Kesatrian 2 Semarang terdapat di sebelah ruang Wakil Kepala Sekolah. Untuk ruang Kepala Sekolah sendiri sangat nyaman untuk kerja Kepala Sekolah yang difasilitasi dengan AC, ruang tamu, kamar mandi dan komputer.
2. Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang wakil kepala sekolah SMA Kesatrian 2 Semarang terdapat didekat loby sekolah dan disebelah ruang Kepala Sekolah. Didalam ruang wakil kepala sekolah terdapat 3 meja kerja, yaitu wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, sarana prasarana, dan Humas. Sedangkan wakil kepala sekolah bagian kurikulum terdapat di ruang guru. Untuk fasilutas ruang wakil kepala sekolah terdapat ruang tamu (meja dan kursi), ruang computer, dan kamar mandi.
3. Ruang Guru
Ruang Guru SMA Kesatrian 2 Semarang cukup luas, yang di dalamnya terdapat meja kerja masing-masing guru mata pelajaran yang ada di SMA Kesatrian 2 Semarang. Ruang guru tersebut sudah memenuhi standar untuk ruang kerja guru pada umumnya, dan difasilitasi dengan meja tamu, ruang sholat, kamar mandi, adanya komputer, dan printer di ruang guru.
4. Ruang BK
Ruang BK sudah cukup ideal. Di dalam ruang BK juga terdapat ruang UKS. Ruang tersebut juga disediakan meja tamu.
5. Ruang TU
Ruang TU ideal dan tertata rapi, sehingga para karyawan TU dapat bekerja di masing-masing meja kerja dengan nyaman. Di ruang TU juga terdapat kursi tamu, sehingga tamu dapat menunggu di kursi tersebut.
6. Ruang Kelas
SMA Kesatrian 2 terdiri dari 22 kelas yang terbagi menjadi tiga jenjang, yaitu  4 kelas X IPA 4, 4 kelas X IPS 4, 3 kelas XI IPA, 3 kelas XI IPS, 4 kelas XII IPA dan 4 XII IPS.
7. Ruang OSIS
Ruang OSIS, yaitu terdapat di disebelah timur pos satpam.
8. Ruang Serbaguna/ Aula
Ruang aula SMA Kesatrian 2 Semarang biasanya digunakan sebagai mushola.
9. Perpustakaan
Ruang perpustakaan terletak disebelah ruang TU. Perpustakaan SMA Kesatrian 2 Semarang mempunyai beberapa inventaris buku, baik buku yang sifatnya untuk pendukung Mapel maupun nonmapel, dan pengetahuan umum. Perpustakaanjuga menyediakan ruang untuk membaca dan ruang untuk petugas perpustakaan.
10. Laboratorium
SMA Kesatrian 2 Semarang mempunyai beberapa laboratorium, yaitu laboratorium kimia, biologi, fisika, bahasa, dan komputer. Kondisi laboratorium di SMA Kesatrian 2 Semarang sangat baik, dengan fasilitas yang lengkap.
11. Mushola
SMA Kesatrian 2 Semarang belum mempunyai mushola. Untuk beribadah, warga sekolah memanfaatkan aula sekolah.
12. Lain-lain
a. Ruang OB
Ruang OB terdapat disebelah aula. Disini juga digunakan sebagai tempat alat-alat kebersihan.
b. Tempat Parkir
SMA Kesatrian 2 Semarang dilengkapi dengan fasilitas lapangan parkir bagi para karyawan, guru, dan siswa.
c. Kantin dan Koperasi
SMA Kesatrian 2 Semarang terdapat beberapa kantin yang menjual berbagai makanan dan minuman. Koperasi sekolah menjual alat-alat tulis dan perlengkapan siswa.
d. Ruang Musik
Terdapat ruang music yang dilengkapi dengan alat-alat musik seperti gitar, bass, dan lain-lain.
e. Kamar Kecil/kamar mandi
Terdapat kamar kecil untuk siswa yang terdapat disetiap lantai didekat tangga. Untuk kamar mandi putri terdapat didekat tangga selatan semua, dan untuk putra terdapat disebelah utara.

E. Penggunaan sekolah
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan mulai pagi hari, dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.30 WIB untuk hari Senin sampai Kamis dan Sabtu untuk kelas X IPA dan IPS, Sedangkan hari sabtu untuk kelas XI IPA, XI IPS, XII IPA, dan XII IPS dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.30 WIB. Sedangkan untuk hari Jumat dimulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB untuk semua rombel. Untuk kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setelah jam pelajaran usai dan sesuai dengan jadwal masing-masing.

F. Keadaan guru dan siswa
1. Jumlah Guru dan Sebarannya.
Jumlah guru di SMA Kesatrian 2 Semarang diketahui sejumlah 40 guru. Adapun persebarannya terlampir
2. Jumlah Siswa dan Sebarannya
Jumlah seluruh siswa SMA Kesatrian 2 Semarang diketahui sejumlah 814 siswa. Adapun persebarannya terlampir
3. Jumlah staf TU dan kependidikan lainnya
Adapun jumlah staf TU adalh 3 orang. Sementara itu staf tenaga kependidikan lainnya sejumlah 11 orang. Yaitu terdiri dari 1 orang petugas perpus dan 15 karyawan yang meliputi 1 sopir, 4 satpam, serta 9 Office Boy.
4. Jenjang pendidikan teralkhir kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan
Adapun jenjang pendidikan terakhir kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan terlampir.

G. Interaksi Sosial
1. Interaksi antara kepala sekolah dengan guru-guru, di antara para guru, guruguru dengan para siswa, di antara siswa, para guru dengan karyawan lainnya.
a. Kepala sekolah
Interaksi antara kepala sekolah SMA Kesatrian 2 Semarang sebagai pemimpin sekolah dengan para guru dibagi menjadi dua yaitu interaksi yang bersifat kedinasan dan interaksi sosial. Interaksi yang bersifat kedinasan meliputi tugas-tugas kedinasan dan informasi edukatif, sedangkan interaksi sosial yang terjadi disebut dengan communitydimana kepala sekolah masuk ke dalam komunitas guru atau karyawan sehingga hubungan antar sesama akan lebih dekat dan dengan begitu akan membantu efektivitas interaksi yang bersifat kedinasan. Setiap hari jum’at kepala sekolah dan guru SMA Kesatrian 2 Semarang mengadakan briefing untuk mengevaluasi financial dan kinerja. Diluar jam sekolah, terkadang kepala sekolah mengunjungi rumah guru. Interaksi antara kepala sekolah dengan karyawan biasanya bersifat tugas, dari pihak kepala sekolah mengingatkan akan tugas yang di bebankan kepada karyawan dengan cara yang kekeluargaan. Ketika kepala sekolah meminta bantuan kepada karyawan biasanya bersifat rutinitas atau dengan professional dan non rutinitas. Tugas yang bersifat rutinitas tersebut bersifat professional karena sudah menjadi tanggung jawab para karyawan dimana setiap karyawan memiliki 5 ruangan sebagai tanggung jawab yang nantinya hasil pekerjaan masing-masing dapat ditinjau melalui cek point. Sedangkan untuk kegiatan non rutin biasanya kepala sekolah menggunakan bahasa sehalus mungkin dan tentunya dengan konspirasi financial. Selain itu apabila ada suatu kegiatan yang dilakukan di luar jam sekolah, biasanya kepala sekolah meninjau dengan membawa oleh-oleh yang sekiranya bermanfaat untuk karyawan.
Interaksi antara kepala sekolah dengan para siswa SMA Kesatrian 2 Semarang terjalin dengan baik. Setiap pagi kepala sekolah berkeliling kelas dan ketika ada jam kosong maka kepala sekolah akan memasuki kelas tersebut untuk menyampaikan program-program sekolah, visi dan misi sekolah. Dalam pertemuan tersebut, kepala sekolah juga menampung keluhan serta masukan-masukan dari murid sehingga terjadi dialog. Diluar jam sekolah, setiap 2 bulan sekali biasanya ada pertemuan di rumah siswa yang mengundang kepala sekolah dan guru untuk membahas segala sesuatu yang ada di kelas yang bersangkutan. Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa interaksi antara kepala sekolah dengan warga sekolah sangat terjaga dengan baik.
b. Guru
Interaksi dan komunikasi antara guru-guru dan kepala SMA Kesatrian 2 Semarang sangat baik. Kepala sekolah selalu mengunjungi ruang guru jika sedang tidak ada tugas. Komunikasi ini terwujud dalam bentuk program resmi dan tidak resmi. Kekeluargaan yang terjalin di sekolah juga sangat kental. Untuk ineraksi antar guru terjadi sangat enjoy dan santai. Tidak ada perbedaan antara senior dan guru-guru muda sehingga dengan begitu tercipta suasana yang nyaman antar sesama rekan kerja.
Di luar jam sekolah, ada saat saat tertentu dimana para guru dan kepala sekolah pergi bersama, misalnya ketika menghadiri acara pernikahan rekan kerja dan ketika ada salah satu keluarga rekan kerja yang tertimpa musibah kematian. Interaksi dan komunikasi antara guru dengan siswa dan orang tua siswa bersifat terbuka. Guru senantiasa mengayomi siswa. Wujud nyata kontak langsung antara guru dengan siswa salah satunya adalah dengan diadakannya perwalian setiap hari jum’at setelah kegiatan belajar mengajar. Dalam pertemuan ini, guru memberikan informasi-informasi edukatif dan juga menampung aspirasi para siswa.
Harapan dari beberapa guru SMA Kesatrian 2 Semarang yang kami wawancarai adalah interaksi antar warga SMA Kesatrian 2 Semarang tetap seperti ini karena suasana yang telah terbentuk sudah luar biasa nyaman.
c. Karyawan
Karyawan sekolah yang di maksudkan adalah OB, satpam, petugas perpustakaan dan staf tata usaha. Terkait dalam hal interaksi sosial, para karyawan menganggap masyarakat sekolah sudah seperti keluarga sendiri meski tidak meninggalkan tanggung jawab mereka. Seperti contoh OB yang selalu bercanda dengan guru-guru dan saling bercanda dengan murid-murid.
Terkadang kedekatan tersebut di tunjukan oleh ajakan murid kepada OB untuk bermain futsalan bareng. Begitu pula komunikasi karyawan lain dengan guru dan kepala sekolah, setiap bertemu saling tegur sapa satu dengan yang laingnya. Ketika seorang guru atau murid meminta bantuan kepada karyawan, mereka melakukannya dengan cara yang halus dan tidak terlihat menyuruh baik di luar dan di dalam tanggung jawab karyawan sendiri. Dan apabila terjadi kesalahpahaman atau konflik antar individu, dimana keduabelah pihak bertemu dan bersama-sama mencari solusi secara kekeluargaan. Baik masalah dengan kepala sekolah, guru, siswa dan antar karyawan sendiri.
d. Siswa
Interaksi antara siswa dengan kepala SMA Kesatrian 2 Semarang sangat baik hal ini terlihat dari adanya komunikasi langsung antara siswa dan kepala sekolah ketika ada jam kosong. Di sekolah, komunikasi antara siswa dan guru bersifat terbuka sehingga terlihat sekali kedekatannya. Ketika terjadi suatu permasalahan yang tidak dapat diselesaikan, siswa dapat mengkonsultasikan dengan wali kelas misalnya ketika perwalian setiap hari jum’at. Hubungan antar sesama siswa di sekolah terjalin cukup erat. Budaya kekeluargaan yang dikembangkan di lingkungan sekolah membantu mereka untuk mengenal lebih dekat antara satu dan yang lainnya.
e. Orang tua atau Wali siswa
Interaksi sekolah dengan orang tua atau wali siswa dilakukan melalui web, email, telepon, fax, SMS center.
2. Interaksi yang terjadi secara keseluruhan.
Hubungan antar warga sekolah SMA Kesatrian 2 Semarang sudah cukup baik. Antara siswa dengan kepala sekolah, guru, karyawan dan warga SMA Kesatrian 2 Semarang lainnya selalu membudayakan 5S yaitu Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun. Selain itu, sekolah ini juga membudayakan school culture dimana budaya yang mengembangkan cara atau kebiasaan bertutur kata yang membuat nyaman warga sekolah serta menjaga komunikasi agar tetap baik dan terbuka. Hubungan antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah, guru, karyawan serta dengan siswa sudah baik.
Hal ini terlihat dari budaya warga sekolah saling menyapa dan saling tegur sapa serta bersalaman setiap pagi sebelum memasuki gedung sekolah, saat istirahat dan terkadang ketika pulang sekolah. Begitupula warga sekolah yang lainnya dengan tidak canggung untuk tegur sapa tanpa membedakan status dan jabatan di sekolah SMA KESATRIAN 2 Semarang. Pertemuan langsung dalam rapat orang tua tiap jenjang juga rutin dilaksanakan. Dengan wali kelas saat penyerahan laporan hasil belajar siswa. Ketika awal memasuki SMAKesatrian 2 Semarang , sudah terlihat sikap kekeluargaan. Dimana di tunjukan sapaan antar guru, guru ke karyawan sekolah bahkan siswa ke guru yang saling tegur sapa seperti teman sendiri.
Rasa kekeluargaan di SMA Kesatrian 2 Semarang terasa setiap hari, seperti ketika memasuki gedung sekolah, para siswa sudah di sambut oleh guru yang berada di tengah lapangan. Kemudian siswa menghampiri guru dan mencium tangan gurunya. Dalam percakapan sehari-hari siswa terlihat tidak canggung untuk menegur siapa saja yang dijumpainya termasuk OB sekolah. Selain itu juga terlihat interaksi antara guru dan karyawan lain yang terasa sudah seperti teman bermain sendiri meski status jabatan mereka berbeda. Terkadang dalam momen tertentu kedekatan mereka tercermin dalam hal “gasak’an” atau sindiran yang bersifat candaan antar warga sekolah.
Meski terlihat jelas seperti teman sendiri, namun mereka tidak meninggalkan tugas dan tangung jawabnya. Rasa kekeluargaan terasa kental di SMA Kesatrian 2 Semarang dan tidak membeda-bedakan agama, jenis kelamin, jabatan, sukudan ras. Kebiasaan - kebiasaan baik itu tidak hanya mereka tunjukan kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah saja, melainkan juga terhadap guru, staf TU, dan warga SMA Kesatrian 2 Semarang lainnya. Antar siswa mereka saling membantu dan bekerja sama dalam hal yang positif untuk menunjang prestasi belajar mereka di sekolah.
Di SMA Kesatrian 2 Semarang ini juga telah diberlakukan pendidikan berkarakter dalam setiap aktivitas disekolah. Kepala sekolah selalu memberikan teladan kepada para siswanya. Dengan menanamkan disiplin waktu, disiplin belajar, serta interaksi dalam kehidupan sosial. Dengan memberikan contoh setiap pagi datang setengah jam sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Seringkali kepala sekolah mengelilingi sekolah untuk melihat kegiatan belajar siswa, terkadang juga menghampiri siswa yang sedang belajar dan membantu mereka jika mengalami kesulitan.

H. Pelaksanaan tata tertib
Pelaksanaan tata tertib di SMA Kesatrian 2 Semarang sangat disiplin. Baik kepala sekolah, guru, staf TU, karyawan lainnya, dan siswa melaksanakan tata tertib dengan baik. Hal tersebut sangat terlihat ketika guru dan siswa datang ke sekolah terlambat tidak langsung dibukakan pintu gerbang sekolah, tetapi menunggu sampai waktunya gerbang dibuka kembali, yaitu 30 menit setelah bel masuk berbunyi. Dengan diberlakukannya peraturan tersebut, setiap pagi sedikit siswa yang terlambat. Pakaian seragam yang dikenakan oleh siswa juga tidak ada yang menyalahi aturan. Dengan adanya pelaksanaan tata tertib dengan baik diharapkan semua personil sekolah dan siswa dapat menegakkan disiplin.

I. Bidang pengelolaan dan administrasi
1. Struktur organisasi sekolah, struktur organisasi kesiswaan Terlampir
2. struktur administrasi sekolah, administrasi guru, dan administrasi komite sekolah dan peranannya Terlampir
3. kalender akademik, jadwal kegiatan pelajaran, dam kegiatan intra/ ekstra kurikuler Terlampir
4. Alat Bantu PBM
Disetiap kelas difasilitasi dengan computer dan LCD. Setiap ruang kelas sudah terdapat LCD Di SMA Kesatrian 2 Semarang ini juga terdapat lab Biologi, lab.Kimia, lab. Fisika, lab. Bahasa, serta lab. Computer (ruang multimedia). Selain itu juga terdapat lapangan untuk olahraga siswa .

BAB III
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL )

Penyusunan RPP
RPP berisi rancangan atau rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan guru saat mengajar di kelas. Jadi saat menyusun RPP harus memperhatikan materi, media dan alokasi waktu. Karena penyampaian materi yang banyak membutuhkan waktu yang lama selain itu kita harus menguasai materi dan kita harus membuat media, karena sangat membantu dalam proses belajar mengajar.
Biasanya yang sering dialami seorang guru dalam menyusun RPP adalah menyesuaikan materi yang akan disampaikan dengan alokasi waktu yang dipergunakan. Kegiatan yang akan dilakukan harus sudah terencana dengan baik dalam menyusun RPP, tetapi kenyataanya ada siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan tersebut. Jadi hal ini biasanya akan mempengaruhi alokasi waktu.

Latihan Praktik Mengajar
Dalam latihan mengajar mandiri, pada awalnya praktikan masih kesulitan mungkin dikarenakan belum adanya adaptasi antara praktikan dengan siswa-siswi yang ada dalam lingkungan tersebut. Namun dalam setiap praktik mengajar praktikan selalu mendapat masukan dan perbaikan-perbaikan dari guru pamong, sehingga dalam praktik mengajar yang kedua praktikan tidak mengalami kesulitan yang berarti. Karena praktikan selalu mendapat perbaikan sebelum menyampaikan materi kepada siswa oleh guru pamong, dan mendapat masukan tentang materi yang telah praktikan sampaikan kepada siswa.
Masukan yang diberikan oleh guru pamong sangat membangun dan berguna bagi praktikan, sehingga pada kesempatan lain praktikan dapat menyampaikan hal-hal yang masih dirasa kurang kepada siswa.

Bimbingan Belajar / Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Kesatrian 2 Semarang antara lain :
Ekstra pramuka kelas X ( wajib ) hari sabtu pukul 14.00WIB
English Convertasion Kelas X, XI, Dan XII Wajib.
Qiroatul Qur’an / BTQ
Vocal Group/PD
Paskibra
Karya Ilmiah Remaja
Fotografi
Basket
Bola volly
Bulu Tangkis
Futsal / Sepak Bola
PMR
Desain Grafis
Puisi / Teater
Perisai Diri
Dance / Cheerleader

Partisipasi di Sekolah Latihan
Selama ini praktikan sudah berusaha untuk terjun dalam kegiatan di sekolah latihan selain kegiatan praktik mengajar, praktikan menjadi petugas piket harian yang sudah terjadwal. Selain itu praktikan juga terlibat dalam kegiatan olahraga bersama guru dan karyawan setiap hari jumat yang diadakan di SMA KESATRIAN 2 Semarang.

Proses Bimbingan dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
Bimbingan dari dosen pembimbing maupun dengan guru pamong selama kegiatan PPL berlangsung secara efektif dan efisien. Praktikan selalu bertanya dahulu kepada guru pamong tentang apa yang sebaiknya dilakukan pada saat mengajar pertama kali dikelas. Sebelum masuk kelas, praktikan harus membuat RPP terlebih dahulu sebagai perangkat panduan mengajar dikelas. RPP tersebut harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru pamong jika sudah baik praktikan langsung bisa melakukan praktik mengajar. Selain itu praktikan juga disarankan guru pamong untuk membuat media agar mahasiswa praktikan akan terasa lebih mudah dalam mengajar dan proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik.





BAB IV
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIHADAPI

Penyusunan RPP
Adapun faktor penyebab dari masalah yang dihadapi oleh mahasiswa praktikan dalam penyusunan RPP sehubungan dengan kesulitan dalam mengembangkan ide-ide untuk materi yang akan diajarkan, hal ini disebabkan karena praktikan masih dalan taraf belajar serta terbatasnya buku-buku pegangan yang dimiliki praktikan, media, serta penentuan alokasi waktu dalam penyampaian materi.

Latihan Praktik Lapangan
Dalam latihan praktik mandiri beberapa faktor penyebab dari masalah yang dihadapi oleh praktikan antara lain : masih ada beberapa siswa dikelas yang menyepelekan pelajaran saat proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh praktikan. Siswa menganggap pelajaran Sejarahi adalah pelajaran yang membosankan, sehingga gaduh dengan teman sebangku serta kurangnya motivasi dari siswa tersebut saat belajar, bahkan terkadang ada siswa yang tertidur didalam kelas.
Hal ini mungkin dikarenakan salah satunya faktor latar belakang, karakter diri, dan kurangnya motivasi belajar disaat proses belajar mengajar berlangsung. Kemungkinan dia merasa praktikan bukan gurunya sendiri yang biasa mengampu dan menyampaikan materi. Sehingga, membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, walaupun tidak semua siswa seperti itu, masih ada siwa yang mau memperhatikan dan mengikuti pelajaran hingga tuntas.

Partisipasi di Sekolah Latihan
Dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pamong seperti belajar membuat prota, promes, silabus dan RPP. Praktikan hanya dapat menyelesaikannya diluar kegiatan di sekolah latihan. Karena didalam sekolah latihan praktikan lebih fokus dengan rencana mengajar, mempersiapkan materi pelajaran, dan merencanakan model pembelajaran yang sesuai. Dalam mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah latihan miasalnya dalam mengikuti ekstrakurikuler mahasiswa masih sering mengalami kendala. Hal ini bisa dikarenakan banyaknya kegiatan praktikan diluar jam sekolah dan kegiatan tersebut sering kali berbenturan sehingga praktikan masih belum maksimal dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Proses Pembimbingan dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
Proses bimbingan oleh guru pamong dilakukan sebanyak-banyaknya. Hal ini dilakukan guna mengetahui kekurangan dan kelebihan dari mahasiswa praktikan saat melakukan kegiatan pembelajaran. Selain hal itu proses bimbingan oleh guru pamong juga meliputi tentang pembuatan administrasi yang harus dilakukan oleh guru sebelum mengajar seperti RPP, silabus, promes dan prota.
Proses bimbingan oleh dosen pembimbing lapangan dilakukan minimal 3 kali, hal ini dilakukan supaya mahasiswa praktikan mendapat berbagai macam masukan supaya lebih baik mengajarnya. Selain itu juga membantu mahasiswa praktikan saat mengalami permasalahan dalam melakukan pembelajaran.










BAB V
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

Penyusunan RPP
Dalam upaya penanggulangan masalah yang dihadapi praktikan saat penyusunan RPP adalah mengembangkan ide-ide sehubungan dengan berjalannya praktikan melaksanakan praktik mengajar.Selain itu, praktikan juga membaca buku, mencari sumber di internet sebagai referensi dalam mengembangkan ide sesuai dengan materi yang diajarkan.
Latihan Praktik Mengajar
Menyadari bahwa praktikan masih dalam proses belajar untuk mengajar, maka bimbingan dari guru pamong sangat dibutuhkan. Karena setiap bimbingan yang diberikan sangat berguna dalam menangani masalah yang dihadapi praktikan dalam mengelola kelas dan menyampaikan materi. Misalnya menghadapi siswa yang biasa membuat suasana kelas menjadi ramai maka upaya untuk mengatasinya bisa dengan siswa yang ramai diberikan tugas dan disuruh mengerjakan latihan soal atau bisa dengan cara mendekati serta memahami karakter siswa.
Bimbingan Belajar / Ekstrakulikuler
Bimbingan belajar sangat bermanfaat untuk membantu siswa mengebangkan bakat dan minat siswa-siswa di suatu bidang seni atau olah raga yang mereka inginkan. Namun dalam prosesnya belum dapat dilaksanakan atau belum bisa berjalan secara efektif dan efisien, karena terbatasnya waktu kegiatan.
Dalam pelaksanaan bimbingan belajar / ekstrakulikuler praktikan menemui beberapa hambatan antara lain :
Pada saat pelaksanaan PPL waktu dalam pelaksanaannyamasih kurang efektif.
Waktu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler terkadang bersamaan dengan kegiatan praktikan di luar sekolah tempat latihan.



Partisipasi di Sekolah Latihan
Mengenai hal ini, partisipasi di sekolah latihan mampu memperbaiki kendala yang dihadapi praktikan, yaitu dalam menyelesaikan perangkat mengajar, praktikan dapat menyelesaikannya diluar jam mengajar dan sedang tidak ada jadwal kegiatan di sekolah latihan.
Proses Bimbingan dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
Berhubung guru pamong berada di sekolah latihan setiap hari dankarena beliau mengajar diSMA KESATRIAN 2 Semarang, maka praktikan dalam melakukan bimbingan tidak terlalu mengalami kesulitan jika kami ingin menemui beliau, sebelumnya kami harus memberitahukan terlebih dahulu untuk memastikan apakah beliau sedang ada jadwal mengajar atau tidak, jika tidak ada kami langsung bisa mengadakan bimbingan. Setiap kali praktikan sebelum dan sesudah mengajar praktik mandiri, praktikan dapat berkonsultasi kepada guru pamong. Begitu pula dengan dosen pembimbing, disaat praktikan bertemu dengan dosen penbimbing maka praktikan akan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk berkonsultasi.













BAB VI
PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
KEGIATAN PENGAJARAN

Persiapan
Jabatan guru saat ini sudah diakui sebagai jabatan profesional, sehingga guru dituntut juga untuk dapat mengajar secara maksimal dan profesional. Pengajaran akan berjalan dengan maksimal apabila dalam melakukan pengajaran harus dipeersiapkan terlabih dahulu.
Persiapan itu berupa penguasaan materi, persiapan bahan ajar, peralatan pengajaran, dan perlengkapan-perlengkapan pengajaran yang bisa mendukung pelaksanaan pengajaran betul-betul aktif, inovatif, kreatif, efisien dan menyenangkan. Baik bagi siswa maupun bagi guru itu sendiri.
Dalam tahap persiapan inimasing-masing praktikan wajib membuat suatu program pengajaran sebagai langkah awal dari persiapan mengajar. Persiapan pengajaran tersebut meliputi penjabaran silabus atau perencanaan pengajaran satu semester, program tahunan, penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran dari tujuan, dengan da materi, metode, langkahpembelajaran, alat evaluasi, dan penilaian serta referensi buku, yang mana rencana tersebut disesuaikan dengan syarat dan ketentuan  yang berlaku serta kondisi dari SMA KESATRIAN 2 Semarang itu sendiri.

Pelaksanaan Mengajar
Supaya pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan baik, dan dengan hasil yang maksimal, maka mahasiswa praktikan harus mengenal situasi dan kondisi dari kelas yang akan diajar. Mulai dari keadaan siswa, sarana dan prasarana, dan perlengkapan pengajaran. Oleh karena itu mahasiswa melakukan observasidan wawancara dengan guru pamong atau guru pembimbing.

Ekstrakurikuler
Pelaksanaan pendidikan disekolah, bukanlah hanya semata-mata untuk mencari ilmu pengetahuan, tetapi juga merupakan sarana bagi siswa untuk belajar mengembangkan potensi diri, belajar bermasyarakat. Sebagai suatu lembaga pendidikan sudah sadalah, pemestinya sekolah harus dilengkapi dengan adanya kegiatan-kegiatan keorganisasian. Hal ini demi menjaga adaan diprogram atau direncanakan terlebih dahulu. Adapun macam ekstrakurikulernya adalah Ekstra pramuka kelas X ( wajib ) hari sabtu pukul 14.00WIB  English Convertasion Kelas X, XI, Dan XII Wajib, Qiroatul Qur’an / BTQ, Vocal Group/PD, Paskibra, Karya Ilmiah Remaja, Fotografi, Basket, Bola volly, Bulu Tangkis, Futsal / Sepak Bola, PMR, Desain Grafis, Puisi / Teater, Perisai Diri, dan Dance / Cheerleader
Kepramukaan merupakan gerakan pramuka yang ada disekolah. Yang merupakan satu kegiatan ekstrakurikuler untuk membentuk manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta menjadi warga negara Indonesia yang ber Pancasila, setia dan patuh pada NKRI, sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna , yang sanggup dan mampu menyelenggarakan pembangunan bangsa dan negara. Tujuan tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.
Gerakan pramuka melakukan usaha mendidik, membina, dan melatih anggotanya untuk :
Mengembangkan rasa percaya diri, tanggung jawab, dan disiplin, ketrampilan diri yang mencakup melatih rasa serta melatih panca indera
Menibgkatkan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Memupuk semangat kekeluargaan dan gotong royong.
Menumbuhkan semangat patriotisme dan nasionalisme.
Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap nilai-nilai Pancasila.
Penggolongan anggota pramuka di SMA Kesatrian 2 Semarang adalah pramuka penggalang. Anggota pramuka ini berusia antara 11 tahun sampai 15 tahun dan itu terdapat di SMA Kesatrian 2 Semarang. Kegiatan pramuka dilaksanakan pada hari jum`at sore, mengingat pada waktu sore itu tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Selain pramuka yang diwajibkan juga ada ekstrakulikuler satu lagi yang diwajibkan yaitu English conversation karena dalam era globalisasi penguasaan percakapan dengan bahasa inggris sangat diperlukan, agar para siswa – siswi SMA Kesatrian 2 Semarang itu mampu bersaing dalam era globalisasi dengan menguasai percakapan dengan bahasa inggris.




Evaluasi Pelaksanaan PPL
Refleksi diri
Sesuai dengan namanya Praktek Pengalaman Lapangan, maka selama prsktik PPL di SMA Kesatrian 2 Semarang banyak hal yang dapat dijadikan bahan referensi dan upaya untuk pembenahan diri, orientasinya lebih mengarah pada diri individu praktikan.
PPL yang menjadi ajang latihan dalam waktu yang sangat singkat memberikan gambaran nyata bagi praktikan, bahwa sesungguhnya praktikan masih perlu belajar banyak dalam upaya pengembangan diri individu praktikan terutama untuk mempersiapkan diri menjadi calon seorang guru yang profesional. Karena seorang guru yang profesional dibutuhkan pengalaman yang cukup dan pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi.
Hasil yang diperoleh
Dari hasil pratik pengalaman lapangan ini, mahasiswa menjadi lebih menyadari akan hal-hal sebagai berikut :
Kekurangan pada diri praktikan
Kekurang bijaksana dan kurang sabar dalam upaya pengendalian diri di dalam menghadapi siswa yang over, terlalu berlebihan, dalam kegiatan belajar mengajar.
Kemampuan dalam berempati yang disesuaikan dengan proporsi yang sebenarnya ( praktikan terlalu mengikuti perasaan ).
Wajah yang murah senyum tapi kharismatik masih sangat kurang ( banyak anggapan guru praktikan terkesan galak ), atau kebalikannya terlalu santai tidak tegas, sehingga kurang dihormati oleh siswa.
Sikap yang ingin segera selesai dalam proses belajar mengajar maup[un menangani kasus siswa masih melekat pada diri praktikan, sehingga terkesan terburu-buru.
Kelebihan pada diri praktikan
Yang namanya manusia memang tidak terlepas dari dua hal, yaitu kelemahan dan kelebihan. Sedangkan sedikit kelebihan kami adalah :
Kemampuan mahasiswa praktikan dalam beradaptasi dilingkungan sekolah yang baru, yang tentunya tidak sama dengan lingkungan keseharian praktikan. sehingga secara umum praktikan bisa diterima baik oleh guru, karyawan, maupun siswa.
Sudah adanya sedikit kemampuan mahasiswa praktikan dalam menghadapi siswa dalam pengajaran maupun dalam pemecahan masalah yang terjadi, sehingga hal ini perlu untuk dikembangkan dan ditingkatkan sehingga harapan nantinya dapat menjadi guru yang profesional.


BAB VII
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam kegiatan PPL ini banyak pengalaman yang kami dapatkan baik pengalaman dibidang administrasi pendidikan, administrasi progam kurikulum dan administrasi progam pengajaran yang menjadikan bekal kami dalam menjalankan tugas keseharian.
Hasil dari orientasi dan observasi tentang SMA Kesatrian 2 Semarang , dapat kami simpulkan bahwa: 1. SMA Kesatrian 2 Semarang merupakan sekolah yang berlabelbilingual school, hal tersebut ditandai dengan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa inggris dalam proses belajar, 2. SMA Kesatrian 2 Semarang mempunyai sarana prasarana dan fasilitas yang lengkap, yang dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar, 3. Pelakasanaan tata tertib di SMA Kesatrian 2 Semarang sangat baik, 4. Hubungan baik antara semua personil sekolah (kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru BK, staf TU, dan karyawan) dan siswa mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan 5. Adanya pengelolaan dan administrasi yang terprogram dengan baik, mendukung kegiatan-kegiatan sekolah berjalan dengan lancar sehingga tujuan sekolah pun dapat tercapai secara efektif dan efisien. Serta adanya perbaikanperbaikan yang dilakukan sangat diperhatikan. Terutama renovasi bangunan dan penyediaan alat-alat yang sangat mempengaruhi kelancaran proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
B. Saran
Demi tetap Kemajuan SMA Kesatrian 2 Semarang , diperlukan :
1. Dalam proses pembelajaran semua guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam metode pembelajaran. Dengan tersedia sarana prasarana dan fasilitas yang lengkap diharapkan dapat tetap mencapai tujuan pembelajaran.
 2. Adanya penambahan peralatan sholat di aula terutama mukena, sehingga siswa tidak terlalu lama untuk antre bergantian mukena.
3. Untuk pemeliharan laboratorium, sebaiknya adanya penambahan petugas laboratorium agar pemeliharannya pun dapat optimal.

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar