Pembahasan
Kebudayaan merupakan sesuatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh
masyarakat yang berbeda satu sama lainnya, oleh karena perbedaan itu budaya
tiap daerah sangatlah berbeda, hal ini dikarenakan adanya perbedaan geografi
yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia secara mendasar. Perbedaan perbedaan
yang sangat mendasar itu banyak tercermin dari unsur unsur kebudayaan yang
ditampilkan disetiap wilayah. Kebudayaan memiliki beberapa unsur yaitu :
1.
Tekhnologi/ alat hidup yang digunakan
2.
Bahasa
3.
Kepercayaan
4.
Mata pencaharian
5.
Sistem masyarakat
6.
Kesenian
7.
Ilmu Pengetahuan
Unsur unsur tersebut adalah yang membedakan antara kebudayaan satu dan
kebudayaan lainnya, sehingga tampak jelas perbedaan dalam kebudayaan. Di negara
Indonesia mempunyai beberapa kebudayaan yang mempunyai ciri khas yang unik yang
memanjang dari barat ke timur. Salah satu hasil dari kebudayaan yang ada di
Indonesia yang akan kita bahas adalah kesenian yang berasal dari Jawa yaitu
kesenian kuda lumping yang juga memadukan bebarapa alat musik dan seperangkat
gamelan, penyanyi yang disebut sinden dan juga bebrapa penari yang menggunakan
pakaian tertentu. Berikut ulasan lengkap dari Tari Kuda Lumping
Tari Kuda Lumping adalah tarian tradisional Jawa
menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan
kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda.
Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping
biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa
penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan
kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap
deraan pecut.
Jaran Kepang
merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun tarian ini berasal dari Jawa,
Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera
Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.
Kuda lumping
adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang
terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu
menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
Konon, tari
kuda lumping adalah tari kesurupan. Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari
kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh
Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Versi lain menyebutkan bahwa, tarian
ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan
Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda. Terlepas
dari asal usul dan nilai historisnya, tari kuda lumping merefleksikan semangat
heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini
terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan
anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.
Seringkali
dalam pertunjukan tari kuda lumping, juga menampilkan atraksi yang
mempertontonkan kekuatan supranatural berbau magis, seperti atraksi mengunyah
kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri, berjalan di atas pecahan
kaca, dan lain-lain. Mungkin, atraksi ini merefleksikan kekuatan supranatural
yang pada zaman dahulu berkembang di lingkungan Kerajaan Jawa, dan merupakan
aspek non militer yang dipergunakan untuk melawan pasukan Belanda. Di Jawa
Timur, seni ini akrab dengan masyarakat di beberapa daerah, seperti jamban,
kolong jembatan, rel kereta, dan daerah-daerah lainnya.
Tari ini
biasanya ditampilkan pada ajang-ajang tertentu, seperti menyambut tamu
kehormatan, dan sebagai ucapan syukur, atas hajat yang dikabulkan oleh Yang
Maha Kuasa. Dalam pementasanya, tari kuda lumping menggunakan
kaca,beling,batu,dan jimat. Para penari kuda lumping sangat gila Selain mengandung
unsur hiburan dan religi, kesenian tradisional kuda lumping ini seringkali juga
mengandung unsur ritual. Karena sebelum pagelaran dimulai, biasanya seorang
pawang hujan akan melakukan ritual, untuk mempertahankan cuaca agar tetap cerah
mengingat pertunjukan biasanya dilakukan di lapangan terbuka.
Tari kuda lumping sampai sekarang
masih menjadi salah satu tarian yang terpopuler dikalangan masyarakat pribumi,
yang menjadi kesukaan dari tari ini adalah momen ketika sipenari hilang
kesadaran dan mulai memakan benda disekitarnay. Selain itu dengan biaya yang relatih terjangkau tari ini dapat
dipentaskan dan dilihat oleh masayarakat disemua kalangan. Seiring berjalannya
waktu tari kuda lumping ini berkembang dan memakai perlengkapan yang lebih baik
dan lebih modern dibandingkan dimasa lalu, dalam tariannya kini juga
menggabungkan tarian moderen dan tarian tradisional agar tidak membosankan para
penontonnya.
Penutup
Dalam perkembangannya kebudayaan
memberikan perbedaan dari setiap masyarakat dan menjadi ciri khas yang unik
dalam kehidupan, dengan unsur unsur yang terkandung didalamnya menyebabakan
manusia senantiasa berlomba lomba agar kebudayaan mereka menjadi kebudayaan
yang dapat bersaing dalam kehidupan dimasa depan. Salah satu hasil kesenian
yang dapat bertahan dan terus berkembang adalah kesenian tari Kuda Lumping yang
berasal dari daerah Jawa.
Kesenian yang diperkirakan berasal
dari era prasejarah ini masih eksis dan menarik minat dari berbagai kalangan
baik, muda, tua, anak anak pun suka melihat pertunjukan kuda lumping, sebagai
masyarakat yang masih berkembang
Indonesia masih mempercayai hal halmagis yang ada dalam kesenian kuda Lumping.
Itulah yang menyebabkan orang orang masih melihat kesenian kuda lumping.
Pada akhirnya kita sebagai generasi
penerus harus mampu mempertahankan
kebudayaan asli yang ada didaerah kita dan menakulturasikan dengan kebudayaan
global yang masuk dan berkembang di Indonesia.