PENDAHULUAN
Amerika Serikat merupakan negara yang mempunyai kekuatan politik maupun ekonomi yang sangat besar, negara ini banyak melakukan upaya upaya untuk menguasai negara lain, kebijakan kebijakan yang dilakukan oleh Amerika Serikat ini biasanya mengandung makna untuk melakukan penguasaan di daerah yang menjadi tujuannya. Negara yang besar ini juga mempunyai banyak klemahan, kelemahan kelemahan tersebut banyak dimanfaatkan oleh negara negara di Eropa untuk mencoba melakukan upaya perimbangan kekuatan. Pada masa sebelum perang dunia Amerika Serikat menerapkan Doktrin Monrow, tujuannya agar tidak berurusan dengan perang dan perselisihan yang terjadi di negara negara Eropa, namun seiring berjalanya waktu dan juga adanya serangan dari bangsa eropa kepada kapal kapal dagang Amerika membuat negara tersebut ikut dalam perang dunia.
Setelah perang dunia kedua terjadi Amerika Serikat menjadi negara yang sangat disegani oleh bangsa bangsa laiinya,, hal ini karena kekuatan militernya yang sangat besar dan juga tekhnlogi perang yang sudah canggih, bom atom yang menggempur kota penting di Jepang adalah bukti bahwa Amerika bukanlah negara sembarangan yang patut diremehkan, kekalahan Jepang membuat Amerika semakin jumawa dalam melakukan kebijakan politiknya. Namun kemenangan dalam perang dunia ini membuat terjadinya perang dingi antara Amerika dan Uni Soviet, yang mengkhawatirkan, kekhawatiran dikarenakan kedua negara ini punya kekuatan besar dengan indikasi akan menggunakan senjata pemusnah masalnya jika terjadi perang yang selanjutnya.
Selanjutnya didirikan NATO oleh Amerika, ini dikarenakan negara itu ingin melakukan banyak upaya upaya politik untuk negara lain, karena setelah perang besar ini banyak negara negara yang hancur ekonominya sehingga membuat Amerka Serikat mendapat banyak peluang untuk menanamkan pengaruhnya dinegara negara yang ekonominya hancur, setelah perang besar ini juga memunculkan banyak negara negara baru yang dapat memerdekakan diri dari bangsa penjajahnya membuat peluang Amerika untuk menanamkan kebijakan untuk mencari negara negara sekutu dan juga negara boneka juga semakin besar, banyak kebijakan ekonomi yang dilakukan untuk mencari simpati dan sekutu,sehingga banyak negara yang bergabung dengan NATO yang dipimpin oleh negara Amerika Serikat.
Kekuatan Amerika Serikat yang semakin besar hingga kini membuat kebijakan kebijakannya selalu dapat dilaksanakan, walaupun kebijakan kebijakannya bertentangan dengan kepentingan kepentingan negara lain, namun Amerika Serikat dapat selalu memaksa untuk menjalankan keinginannya, paksaan lewat perang pun biasa dilakukan oleh Amerika Serikat.
PEMBAHASAN
Amerika serikat merupakan salah satu negara yang menjadi pemenag dari Perang Dunia kedua yang melibatkan banyak negara, perang ini sendiri terjadi antara 1939-1945 adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang sejarah dengan lebih dari 100 juta personel. Dalam keadaan "perang total," pihak yang terlibat mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer. Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah manusia.
Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai saat Jerman menginvasi Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat. Secara resmi PD II berakhir ketika Jepang menandatangani dokumen di atas kapal USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, 6 tahun setelah perang dimulai. Setelah perang ini selesai munculah Amerika Serikat sebagai salah satu negara dengan kekuatan yang sangat besar, baik dalam kekuatan militer maupun kekuatan politiknya, dan negara saingannya adalah Uni Soviet yang juga merupakan negara yang sangat besar dan kuat pada masa itu, negara Soviet mempunyai banyak negara jajahan yang besar dan juga mempunyai tekhnologi yang sangat maju sama seperti Amerika.
Adanya dua kekuatan yang sangat besar ini membuat terjadinya persekutuan persekutuan yang berbentuk Blok Barat dan Blok Timur. Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet beranggotakan negara negara yang berada di Eropa Timur yang juga berpaham komunis, paham komunis digunakan oleh Soviet untuk mencari sekutu sekutu dan juga mengintervensi bangsa lain. Sebagai kekuatan yang besar amerika melakukan perimbangan kekuatan dengan Blok Timurnya. Akibat hal ini menyebabkan terjadinya perang dingin antara kedua negara besar ini, banyak negara negara yang khawatir akan terjadinya perang yang lebih besar bila ketegangan Amerika dan Rusia ini tidak dihentikan. Ketakutan ketakutan ini muncul karena kedua negara tersebut mempunyai senjata pemusnah masal yang setiap saat dapat ditembakan, bila benar terjadi, maka kehancuran dunia akan segera terjadi karena negara negara sekutu pun akan ikut berperang membantu negara negara sekutunya.
Amerika Serikat mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mencari simpati dan juga untuk menambah kekuatan ekonominya. Pada 1947 posisi pendukung komunis di Yunani dan Turki semakin kuat, sehingga sangat mengkhawatirkan Inggris dan Amerika. Dalam rapat antara pejabat Departemen Luar Negeri dengan para anggota Kongres, Wakil Menteri Luar Negeri, Dean Acheson, menyampaikan, bahwa apabila Yunani dan Turki jatuh ke tangan komunis, maka komunisme akan menjalar ke Iran dan bahkan sampai ke India. Di sinilah munculnya domino theory.
Truman menyatakan, bahwa apabila ada satu negara jatuh ke bawah pengaruh komunis, maka negara-negara tetangganya akan juga akan terancam jatuh ke tangan komunis, seperti layaknya dalam permainan kartu domino. Oleh karena itu, dia sangat gigih dalam memerangi komunis di seluruh dunia. Pada 1947, Presiden Harry S. Truman meminta persetujuan Kongres untuk memberikan dana kepada Yunani dan Turki guna menghancurkan komunis di kedua negara tersebut. Truman menyampaikan doktrinnya, yang kemudian dikenal sebagai The Truman Doctrin, yang menjadi pedoman politik luar negeri AS untuk 40 tahun berikutnya. Inti doktrin ini adalah mengisolasi Uni Sovyet secara politik dan ideologi, dan AS akan menghadang komunisme di manapun di seluruh dunia. Karena memang tujuan Amerika Serikat adalah menghilangkan Komunisme dari Eropa agar pengaruh Amerika di Eropa tidak terganjal Komunisme.
Politik untuk melemahkan kekuatan Uni Soviet dan sekutunya terus dilakukan, ketika banyak negara Eropa terlilit utang karena kalah perang Pada bulan Juni 1947, AS menyusun Marshall Plan yang dirancang oleh Menteri Luar Negeri AS, George Marshall, sebagai bagian dari kebijakan untuk membendung upaya Uni Sovyet dalam mempengaruhi negara-negara Eropa yang sedang dalam kesulitan finansial. Kongres AS menyetujui dana sebesar 12 milyar Dollar untuk program Mashall Plan, di mana dalam kenyataannya hanya dikucurkan kepada negara-negara Eropa Barat dan Yugoslavia, yang tidak ikut menjadi anggota Pakta Warsawa (kubu Uni Sovyet), sedangkan negara-negara Eropa Timur lainnya yang berada di bawah kekuasaan Uni Sovyet tidak memperoleh, bahkan menolak dana dari Marshall Plan. Dan hal ini membuat Uni Soviet semakin lemah kekuatannya untuk mempengaruhi negara negara Eropa, karena negara Eropa lebih simpati ke Amerika Serikat daripada negara negara Eropa Timur yang berpaham komunis.
Karena banyaknya dukungan dari negara negara Eropa membuat Amerika semakin memperlihatkan powernya sehingga kebijakan ekonominya berdasar padamodal yang besar, amerika sendiri menganut paham kapitalis dalam perekonomiannya, Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi baang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara. Ekonomi yang kuat, politik yang selalu dapat dipaksakan dan juga tekhnologi yan maju membuat banyak negara ingin menjadi seperti Amerika serikat.
PENUTUP
Negara adidaya dan adikuasa ini muncul setelah keberhasilannya dalam perang dunia yang melibatkan banyak negara kaya dan juga negara berkembang, amerika muncul sebagai pemenang karena mereka sudah mampu untuk memanfaatkan sumber daya yang ada baik manusia maupun alamnya, dengan bom atom yang menghancurkan Jepang, membuktikan bahwa amerika menjadi salah satu patokan kekuatan perang didunia sekaligus mematahkan kesombongan Jepang yang bangga telah memenangkan Perang Timur Raya, kekalahan jepang ini juga memunculkan banyak negara baru yang memerdekakan diri.
Ambisi amerika dalam menguasai dunia mendapat tantangan dari Uni Soviet, karena Soviet juga mempunyai ambisi untuk mengusai dunia, lewat paham komunismenya Soviet ingin menguasai Eropa dan juga negara negara Asia lainnya, namun upaya tersebut tidak dapat berjalan baik karena amerika telah menerapkan kebijakan kebijakan pada negara negara Eropa untuk mencari simpati serta mencegah Komunisme masuk dan mempengaruhi negara negara Eropa. Walupun Soviet banyak mengintervesi negara negara Eropa untuk masuk menjadi anggotanya, tapi karena megara Eropa Barat lebih simpati pada amerika menjadikan intervensi itu gagal. Dan akhirnya kekuatan Soviet pun melemah sehingga negara negara kecil yang dikuasaainya pun mulai melepaskan diri dan memerdekakan diri.
Hal ini tentunya menjadikan amerika sebagai negara super power tunggal, sehingga amerika mulai melakukan kebijakan kebijakan politik untuk membangun kekuatannya dan ekonominya.
Kamis, 28 Juni 2012
Rabu, 20 Juni 2012
Historiografi di abad pertengahan
Historiografi di
abad pertengahan
Corak dari
historiografi dari abad tengah pada umumnya penulisan dari karya karya
masyarakat lebih di bercirikan tentang tema keagamaan, karena pada masa ini
pemikiran tentang ketuhanan mulai berkembang, Penulisan sejarah di masa abad
tengah secara umum mengungkapkan tentang sejarah manusia dan dunia sebagai
peralihan dari penulisan sejarah yang bersifat ethnocentris dan regiocentris
pada masa tradisional ke penulisan yang cendrung bersifat theocentris.
Peralihan corak penulisan sejarah ini pada gilirannya telah melahirkan
pandangan sejarah yang filosofis spekulatif, karena sejarawan-sejarawan masa
ini tidak dapat melepaskan diri dari pandangan mitos dan keagamaan, sehingga
pandangan ini bercampur dengan keharusan bahwa sejarah harus ditulis secara
faktual. Dalam penulisan seperti ini sangat sulit sekali dibedakan antara
hal-hal yang bersifat profane (duniawi) dengan hal-hal yang bersifat
supranatural.
Tokoh dalam
perkembangan Historiografi adalah
1.
Santo Agustinus
Adalah seorang Santo dan juga seorang doktor yang terkenal, beliau adalah
salah satu orang yang diagungkan pada perkembangan agama Kristen di Eropa. Beliau
berpendapat bahwa bahwa kehidupan manusia didunia tidak ditentukan oleh manusia
sendiri, sehingga manusia hanya mengikuti takdir yang telah diciptakan oleh
tuhan dan manusia tidak dapat merubah nasibnya sendiri.
2.
Otto Von Freising
Penulisan sejarah di masa abad tengah secara umum mengungkapkan tentang
sejarah manusia dan dunia sebagai peralihan dari penulisan sejarah yang
bersifat ethnocentris dan regiocentris pada masa tradisional ke penulisan yang
cendrung bersifat theocentris. Peralihan corak penulisan sejarah ini pada
gilirannya telah melahirkan pandangan sejarah yang filosofis spekulatif, karena
sejarawan-sejarawan masa ini tidak dapat melepaskan diri dari pandangan mitis
dan keagamaan, sehingga pandangan ini bercampur dengan keharusan bahwa sejarah
harus ditulis secara faktual. Dalam penulisan seperti ini sangat sulit sekali
dibedakan antara hal-hal yang bersifat profane (duniawi) dengan hal-hal yang
bersifat supernatural. Telah nampak ide tentang Teologi yang mana gerak sejarah
digambarkan secara linier.
3.
Hugo Von Santo Victor
Adalah seorang
biarawan Benediktin, Inggris penulis sejarah, seniman dalam manuskrip dan
kartografer, berbasis di Abbey Saint Albans di Hertfordshire. Dia
menulis sejumlah karya, sebagian besar sejarah, yang ia jelaskan dan diterangi
sendiri, biasanya dalam gambar sebagian diwarnai dengan mencuci cat air,
kadang-kadang disebut "gambar berwarna". Beberapa
ditulis dalam bahasa Latin, beberapa di Anglo-Norman atau ayat Prancis. Nya
Chronica Majora merupakan sumber yang sering dikutip, meskipun sejarawan modern
mengakui bahwa Paris tidak selalu dapat diandalkan. Dia
cenderung untuk memuliakan Kaisar Frederick II dan merendahkan Paus. Dan masih
banyak orang orang lain yang menuliskan tentang tulisannya untuk mewarnai
penulisan historiografi diabad
pertengahan.
Awal perkembangan Historiografi
Awal
perkembangan Historiografi
Sebelum munculnya seorang tokoh bernama Hirodotus, pengalaman
pengalaman yang dipunyai manusia hanya diceritakan lewat cerita lisan dari
mulut kemulut, ketika tulisan mulai
dikenal oleh manusia pada kira
kira 3000SM yaitu tulisan Hieroglif, maka manusia mulai melakukan upaya untuk
menuliskan kenangan kenangan mereka kedalam bentuk bentuk yang mereka sukai. Namun
pada awal perkembangan tulisan tentang pengalaman mereka tradisi lisan masih
melingkupi tulisan mereka, Hirodotus menggunakan sistematika dalam menuliskan,
beliau disebut sebagai bapak sejarah dunai karena beliaulah awal dari
berkembangnya sejarah hingga saat ini. Karya yang terkenal dari Hirodotus adala
meliputi tentang geografi dan juga tentang etnografi karyanya adalah perang
antara Yunani dan Persia..
Kemudian setelah Hirodotus meninggal munculah Tucydides Thucydides
merupakan sejarawan Yunani Kuno. Tulisannya yang terkenal adalah 'History of
the Peloponessian War', buku ini bercerita tentang perang antara Sparta –yang
terkenal denga kekuatan angkatan darat- dan Ahtena -yang terkena dengan
kekuatan angkatan laut- pada 411BC. Dengan bukunya itu Thucydides dikenal
sebagai bapak 'sejarah ilmiah' karena analisanya, ia juga dikenal sebagai bapak
'aliran realisme politik' karena menganalisa hubungan antar bangsa berdasarkan
apa yang 'mungkin' dan bukan apa yang 'benar'.
History of The Peloponessian War merupakan satu-satunya buku
yang ditulis Thuchydides, dan kemungkinan besar ia merupakan saksi mata dan
menjadi bagian dari setiap episode peperangan yang dimenangkan Sparta itu.
Perang selama 27 tahun antara Athena yang demokratis dan Sparta yang tyran itu
ditulis Thucydides untuk menjadi epik yang mengisahkan tentang kronologi perang
terbesar yang sangat penting dalam sejarah dalam sejarah Yunani.
Karya Thucydides itu pun punya pengaruh besar pada teroritisi
masa selanjutnya termasuk politik internasional. Peneliti klasik Jacqueline de
Rimally meneliti pemikiran Thucydides setelah Perang Dunia ke II dan sejak itu
banyak peneliti lain yang mulai mengkaji konteks sejarah pemikiran Yunani dalam
topik Politik Internasional.
Dalam bukunya, Thucydides mengatakan dalam bukunya 'Yang kuat
melakukan apa yang bisa dilakukan dengan kekuatan mereka dan yang lemah
menerima apa yang mereka harus terima'. Penyataan ini menjadi landasan visi
'balance of power' yang sering menjadi konsep utama dalam teory HI khususnya
teori realis. Kecenderungan agresif dari negara yang kuat dan ambisius harus
dihadapi dengan pembentukan aliansi negara-negara yang lebih kecil.
Setelah Tucydides kemudian munculah Polibios yang berasal
dari Yunani dan berada di masa Helenis, beliau adalah seorang sejarawan awal
yang telah menyinggung tentang konsep konsep bentuk negara seperti oligarchi,
aistocrasi, anarki, demokrasi, pada masa ini Historiografi yunani telah bebas
bergerak dalam tema yang diinginkan. Yang perlu digaris bawahi menurut
Polybius,dalam kerajaan romawi itu dapat dicapai bentuk pemerintahan yang
paling baik karena dipersatukan dalam unsur unsur yang terbaik dari
bermacam-macam bentuk pemerintahan yang dibedakan satu sama lain.
Kamis, 14 Juni 2012
Kerajaan Galuh
Kerajaan Galuh adalah suatu kerajaan Sunda
di pulau Jawa, yang wilayahnya terletak antara Sungai Citarum di sebelah barat dan Sungai Cipamali
di sebelah timur. Kerajaan ini adalah penerus dari kerajaan Kendan, bawahan Tarumanagara.
Sejarah mengenai Kerajaan Galuh ada pada naskah kuno Carita Parahiyangan,
suatu naskah berbahasa Sunda yang ditulis pada awal abad ke-16. Dalam
naskah tersebut, ceritera mengenai Kerajaan Galuh dimulai waktu Rahiyangta ri
Medangjati yang menjadi raja resi selama lima belas tahun. Selanjutnya,
kekuasaan ini diwariskan kepada putranya di Galuh yaitu Sang Wretikandayun.
Saat Linggawarman, raja Tarumanagara yang berkuasa dari
tahun 666 meninggal dunia pada tahun 669,
kekuasaan Tarumanagara jatuh ke Tarusbawa,
menantunya dari Sundapura, salah satu wilayah di bawah Tarumanagara. Karena
Tarubawa memindahkan kekuasaan Tarumanagara ke Sundapura, pihak Galuh, dipimpin
oleh Wretikandayun (berkuasa dari tahun 612),
memilih untuk berdiri sebagai kerajaan mandiri. Adapun untuk berbagi wilayah,
Galuh dan Sunda sepakat menjadikan Sungai Citarum sebagai batasnya.
Kerajaan kembar
Wretikandayun punya
tiga anak lelaki: Rahiyang Sempakwaja (menjadi resiguru di Galunggung), Rahiyang Kidul (jadi resi di Denuh), dan Rahiyang
Mandiminyak. Setelah menguasai Galuh selama sembilan puluh tahun (612-702),
Wretikandayun diganti oleh Rahiyang Mandiminyak, putra bungsunya, sebab kedua
kakaknya menjadi resiguru.
Dari Nay Pwahaci
Rababu, Sempakwaja mempunyai dua anak: Demunawan dan Purbasora. Akibat tergoda
oleh kecantikan iparnya, Mandiminyak sampai terseret ke perbuatan nista, sampai
melahirkan Sena (atau Sang Salah). Sedangkan dari istrinya, Dewi Parwati, putra
dari Ratu Sima dan Raja Kartikeyasingha, Mandiminyak mempunyai putra perempuan
yang bernama Sannaha. Sannaha dan Sena lantas menikah, dan mempunyai putra yang
bernama Rakryan Jambri (atau disebut Sanjaya).
Kakuasaan Galuh yang
diwariskan pada Mandiminyak (702-709), kemudian diteruskan oleh Sena. Karena
merasa punya hak mahkota dari Sempakwaja, Demunawan dan Purbasora merebut
kekuasaan Galuh dari Sena (tahun 716). Akibat terusir, Sena dan keluarganya
lantas mengungsi ke Marapi di sebelah timur, dan menikah dengan Dewi
Citrakirana, putra dari Sang Resi Padmahariwangsa, raja Indraprahasta.
Kabupaten Galuh Ciamis,
kejayaan zaman Kangjeng Prebu
Kangjeng Prebu sebagai
bupati Galuh yang keenambelas ini paling ternama. Ia mempunyai ilmu yang tinggi
dan merupakan bupati pertama di wilayah itu yang bisa membaca huruf latin.
Memerintah dengan adil disertai dengan kecintaannya pada rakyat. Empat puluh
tujuh tahun lamanya Raden Adipati Aria Kusumadiningrat memimpin Galuh Ciamis (1839-1886).
Pemerintah kolonial
saat itu sedang menjalankan Tanam Paksa. Sebetulnya di tatar Priangan
sejak tahun 1677 sudah dilaksanakan juga apa yang disebut Preangerstelsel atau sistem Priangan
yang berkaitan dengan komoditi kopi. Sampai sekarang terabadikan dalam lagu
yang berurai air mata yang bunyinya "Dengkleung
dengdek, buah kopi raranggeuyan. Ingkeun saderek, ulah rek dihareureuyan",
gambaran seorang wanita yang sedih berkepanjangan karena ditinggal pujaan hati
bekerja dalam tanam paksa. Dari Preangerstelsel,
di tempat lain dimekarkan menjadi Culturstelsel.
Jelas di Kabupaten Galuh ini bukan cuma komoditi kopi yang dipaksa harus
ditanam olah rakyat, tapi juga nila. Proyek nila ini menimbulkan insiden Van Pabst yang menyebabkan Bupati Ibanagara dicopot dari
jabatannya
Mulai Berkebun Kelapa
Tentu saja Kangjeng Prebu bersedih hati dan prihatin
menyaksikan rakyatnya dipaksa harus menanam kopi dan nila, sementara hasilnya
diambil oleh Belanda. Rakyat hanya kebagian mandi keringatnya, cuma
kebagian repotnya saja, meninggalkan anak, isteri, dan keluarga, sehari-hari
hanya mengurus kebun kopi dan teh. Di zaman tanam paksa kopi inilah saat
kelahiran tembang sedih Dengkleung
Dengdek. Tertulis dalam majalah Mangle,
almarhum Kang Pepe Syafe'i R. A. diminta berceritera saat bersantai di
perkebunan Sineumbra di Bandung selatan. Saat itu administratur Mangle adalah
Max Salhuteru yang penuh perhatian pada kehidupan budaya tradisional Sunda.
Pepe Syafe'i didaulat untuk menceriterakan sejarah lahirnya tembang dramatis Deungkleung Dengdek oleh
administratur itu.
Kangjeng Prebu sendiri menangis dalam hati, tidak tega
menyaksikan rakyat tersiksa oleh pemerintah kolonial. Untuk mengurangi nestapa
rakyat, agar selama bekerja tanam paksa tidak sampai perasaan kehilangan
kerabat itu mengharu biru setiap waktu, dilakukanlah pembangunan berupa
pembuatan beberapa saluran air dan bendungan, yang sekarang disebut saluran
tersier dan sekunder termasuk dam yang kokoh. Sampai kini masih ada saluran air
Garawangi yang dibangun tahun 1839, Cikatomas tahun 1842,
Tanjungmanggu yang lebih terkenal dengan sebutan Nagawiru (berarti Naga biru) dibangun tahun 1843,
dan saluran air Wangunreja tahun 1862.
Selanjutnya bupati yang kaya akan ilmu pengetahuan dan
tidak bisa tidur sebelum berbakti pada rakyat itu membuka lahan persawahan baru
dan kebun kelapa di berbagai tempat. Malah untuk sosialisasi kelapa, setiap
pengantin lelaki saat seserahan
diwajibkan untuk membawa tunas kelapa, yang selanjutnya harus ditanam di
halaman rumah tempat mereka mengawali perjalanan bahtera rumah tangga.
Dari zaman Kangjeng Prebu, perkebunan kelapa di Galuh
Ciamis menjadi sangat subur, dengan produksinya yang menumpuk (ngahunyud) di setiap pelosok kampung.
Dalam waktu tak terlalu lama, Ciamis tersohor menjadi gudang kelapa paling
makmur di Priangan timur. Banyak pabrik minyak kelapa didirikan oleh para
pengusaha, terutama Cina. Yang paling tersohor adalah Gwan Hien, yang oleh lidah orang Galuh menjadi Guanhin. Lalu
pabrik Haoe Yen dan pabrik di Pawarang yang terkenal disebut Olpado (Olvado).
Olpado ini musnah tertimpa bom saat Galuh dibombadir oleh Belanda. Guanhin juga
tinggal nama, demikian juga yang lainnya. Saat ini, minyak kelapa terdesak oleh
minyak kelapa sawit dan minyak goreng jenis lainnya.
Dari tahun 1853 Kangjeng Prebu tinggal di keraton
Selagangga yang dibuat dari kayu Jati yang kokoh. Luas lahan tempat keraton itu
berdiri adalah satu hektar, dengan kolam ikan, air mancur, dan bunga-bunga di
pinggirnya. Di bagian lain dari keraton, ada kaputren, tempat para putri
Bupati. Di komplek keraton juga ada mesjid. Tahun 1872
di komplek keraton ini dibangun Jambansari dan pemakaman keluarga Bupati. Di
sebelah timur pemakaman ada situ yang sangat dikeramatkan. Dulu tidak ada yang
berani melanggarnya, orang Galuh percaya air situ itu mengandung khasiat
seperti yang dituliskan oleh Kangjeng Prebu dalam guguritan yang dibuatnya, "Jamban tinakdir Yang Agung, caina tamba panyakit, amal jariah kaula,
bupati Galuh Ciamis, Aria Kusumahdiningrat, medali mas pajeng kuning."
Artinya kurang lebih, "Jamban takdir dari Yang Agung, airnya penyembuh
penyakit, amal jariah saya, bupati Galuh Ciamis, Aria Kusumahdiningrat, medali
mas pajeng kuning."
Menurut para menak Galuh zaman sekarang, terutama
keturunan Kangjeng Prebu, zaman dulu guguritan
yang disusun dalam pupuh Kinanti ini suka dinyanyikan oleh anak-anak sekolah
rakyat. Selain bangunan untuk kepentingan keluarga Bupati, Kanjeng Prebu juga
membangun gedung-gedung pemerintahan dan sarana lainnya. Antara tahun 1859
sampai 1877 pembangunan berlangsung tanpa henti. Diawali dengan
dibangunnya gedung pemerintahan kabupaten yang megah, tepatnya di gedung DPRD
sekarang, menghadap utara. Lantas gedung untuk Asisten Residen, yang sekarang
menjadi gedung negara atau gedung kabupaten, sekaligus tempat tinggal Bupati
sekeluarga. Bangunan lainnya adalah markas militer, rumah pemasyarakatan,
mesjid agung, gedung kantor telepon.
Tampaknya Kangjeng Prebu sama sekali tidak melupakan satu
pun kepentingan masyarakat. Pendidikan diutamakan oleh Bupati yang mahir berbahasa Perancis ini. Untuk pendidikan putera-puteranya dan
kadang keluarga Bupati, sengaja dipanggil guru Belanda J.A.Uikens dan J.
Blandergroen ke kantor kabupaten untuk mengajarkan membaca dan berbicara bahasa Belanda. Tahun 1862,
Kangjeng Dalem mendirikan Sekolah Sunda. Tahun 1874,
Sekolah Sunda yang kedua berdiri di Kawali. Sekolah-sekolah ini merupakan
sekolah pertama di Tatar Sunda.
Dalam upaya menyebarkan agama Islam,
Kangjeng Prebu mempunyai cara-cara tersendiri. Terutama dalam upaya
menghilangkan kepercayaan sebagian masyarakat yang masih menyimpan sesembahan
berupa arca batu setinggi manusia. Kangjeng Prebu sengaja suka mengadakan
silaturahmi dan pengajian dengan mengajak serta masyarakat.
Dalam kumpulan seperti itulah ia mengajak rakyatnya
supaya mereka setiap akan pergi ke pengajian dan perkumpulan, membawa arca yang
ada di rumahnya masing-masing. "Kita satukan dengan arca kepunyaan
saya," katanya. Rakyat setuju saja diminta membawa arca seperti itu dan
dengan jujur mengakui bahwa di rumahnya memiliki arca. Dengan demikian, tanpa
memakan waktu yang lama, sudah tidak ada lagi arca yang disimpan di rumah-rumah
rakyat. Masyarakat beribadah dengan sungguh-sungguh memuji keagungan Alloh.
Islam mekar memancar seputaran Galuh. Sementara arca-arca yang dikumpulkan
rakyat, ditumpuk begitu saja di Jambansari. Sekelilingnya ditanami pepohonan
yang rimbun. Itu sebabnya sampai sekarang banyak arca di pemakaman Kangjeng
Prebu di Selagangga.
Kangjeng Prebu merupakan Bupati pertama di Tatar Sunda
yang bisa membaca aksara latin, juga mempunyai ilmu kebatinan yang tinggi.
Menurut ceritera yang berkembang di masyarakat Galuh Ciamis, Kangjeng Prebu
juga menguasai makhluk gaib yang di Ciamis terkenal disebut onom. Tahun 1861,
jalan kereta api akan dibuka untuk melancarkan hubungan antar warga, dari
Tasikmalaya ke Manonjaya, Cimaragas, Banjar, terus sampai Yogyakarta. Kangjeng
Prebu segera mengajukan permohonan, supaya jalan kereta api bisa melewati kota
Galuh, pusat kabupaten, dan bukannya melewati Cimaragas - Manonjaya. Biaya
pembuatannya memang jadi membengkak sebab perlu dibuat jembatan yang panjang di
Cirahong dan Karangpucung. Tetapi akhirnya Belanda menerima permohonan itu.
Walaupun stasiun yang dibangun Belanda kini sudah tua, tapi Ciamis sampai kini
dilewati jalan kereta api, diantaranya kereta api Galuh.
Tahun 1886 Kangjeng Prebu lengser kaprabon, jabatannya dilanjutkan oleh putranya yang
bernama Raden Adipati Aria Kusumasubrata. Tapi walaupun sudah pensiun, Kangjeng
Prebu tidak hanya mengaso sambil ongkang-ongkang kaki di kursi goyang. Ia masih
terus berbenah dan membangun Galuh Ciamis. Masih di zamannya berkuasa,
Undang-undang Agraria mulai dipakai, tepatnya tahun 1870.
Oleh sebab itu, di Galuh Ciamis banyak perkebunan swasta, diantaranya Lemah
Neundeut, Bangkelung, Gunung Bitung, Panawangan, Damarcaang, dan Sindangrasa.
Tahun 1915 Kabupaten Galuh secara resmi masuk ke Karesidenan Priangan, dan sebutannya menjadi Kabupaten Ciamis.
Tanggal 1 Januari 1926 Pulau Jawa dibagi menjadi tiga provinsi,
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jawa Barat dibagi menjadi lima karesidenan, 18 Kabupaten dan enam kotapraja. Ciamis selanjutnya masuk ke Karesidenan Priangan
Timur.
Di lokasi keraton Selagangga, Kangjeng Prebu juga membuat
mesjid megah. Orang yang dipercayai untuk mengurus dan menghidupkannya adalah
Haji Abdul Karim. Untuk pemekaran agama Islam, Bupati Galuh memerintahkan para
Kepala Desa supaya di tiap desanya didirikan mesjid, selain untuk ibadah secara
umum, juga untuk anak-anak dan remaja belajar mengaji dan ilmu agama. Pendeknya
untuk membangun mental spiritual masyarakat. Masjid Selagangga sangat ramai
dikunjungi para remaja.
Namun kini yang ada hanya tinggal makam keluarga dan
Jambansari yang tinggal secuil. Situ yang dulu ada di sebelah barat telah tiada
bekasnya barang sedikitpun. Padahal dulu ada dua situ, di sebelah barat dan
timur. Sekarang sudah berubah menjadi perkampungan. Tanah yang dulu menjadi
milik anak dan cucu Christiaan Snouck Hurgronje,
sebelah timur tapal batas dengan Jambansari, kini juga sudah menjadi
perkampungan.
Pemakaman Kangjeng Prebu sampai sekarang masih diurus dan
dipelihara oleh Yayasan yang dipimpin oleh Toyo Djayakusuma. Sementara waktu ke
belakang, sempat terlantar kurang terurus karena tiadanya biaya. Jambansari
hampir hilang terkubur ilalang. Maka didatangilah rumah keluarga Menteri
Pekerjaan Umum Republik Indonesia di Jakarta yang saat itu dijabat Ir. Radinal Muchtar.
Oleh keluarga itu kemudian dilakukan pembenahan dan perbaikan serta diangkat
lagi martabatnya. Kebetulan isteri dari Radinal masih menak Galuh Ciamis,
keturunan Kangjeng Prebu. Jadi masih merasa perlu bertanggungjawab untuk
memelihara pemakanam dan komplek Jambansari yang oleh rakyat Galuh sangat
dimulyakan.
Ada yang sedikit menggores ke dalam rasa dari orang Galuh
Ciamis, terutama yang bertempat tinggal di Jalan Selagangga, seputaran komplek
pemakanan dan Jambansari, yaitu saat Jalan Selagangga diganti namanya menjadi
Jalan K.H. Ahmad Dahlan mengikuti nama pimpinan Nahdlatul Ulama. Oleh sebab itu orang Galuh tetap menyebutnya
Selagangga, sebab di situ ada peninggalan Kangjeng Prebu yang dirasa telah
besar jasanya dalam sejarah Galuh Ciamis. Tanpa mengurangi rasa hormat pada
Ahmad Dahlan, mereka meminta bupati untuk mengembalikan nama Jalan Selagangga untuk
mengenang Kanjeng Prebu yang memiliki keraton di tempat itu, memimpin Galuh
dari sana, bahkan dimakamkannya juga di pemakaman Sirnayasa (Jambansari)
Selagangga. Mereka merasa tak melihat adanya alasan yang bisa diterima bila
Jalan Selagangga harus berganti nama.
Dari wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama
Kerajaan Medang Kamulan
Berdasarkan penemuan beberapa prasasti, dapat diketahui
bahwa Kerajaan Medang Kamulan terletak di muara Sungai Brantas. Ibukotanya
bernama Watan Mas. Kerajaan itu didirikan oleh Mpu Sindok, setelah ia memindahkan
pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Menurut teori van
Bammelen, perpindahan istana Medang dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur disebabkan oleh letusan Gunung Merapi yang sangat dahsyat. Konon sebagian puncak
Merapi hancur. Kemudian lapisan tanah begeser ke arah barat daya sehingga
terjadi lipatan, yang antara lain, membentuk Gunung Gendol dan lempengan
Pegunungan Menoreh. Letusan tersebut disertai gempa bumi dan hujan material
vulkanik berupa abu dan batu.
Istana Medang yang diperkirakan kembali berada di Bhumi
Mataram hancur. Tidak diketahui dengan pasti apakah Dyah Wawa tewas dalam bencana alam tersebut ataukah sudah
meninggal sebelum peristiwa itu terjadi, karena raja selanjutnya yang bertakhta
di Jawa Timur bernama Mpu Sindok.
Mpu Sindok yang menjabat sebagai Rakryan Mapatih Hino
mendirikan istana baru di daerah Tamwlang. Prasasti tertuanya berangka tahun 929.
Dinasti yang berkuasa di Medang periode Jawa Timur bukan lagi Sanjayawangsa, melainkan sebuah keluarga baru bernama Isanawangsa, yang merujuk pada gelar abhiseka Mpu Sindok yaitu
Sri Isana Wikramadharmottungga.
Wilayah
kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup
Nganjuk di sebelah barat, Pasuruan di sebelah timur, Surabaya di sebelah utara,
dan Malang di sebelah selatan. Dalam perkembang-an selanjutnya, wilayah
kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur. Sumber
Sejarah Sumber sejarah Kerajaan Medang Kamulan berasal dari berita asing dan
prasasti-prasasti.
Berita AsingBerita asing tentang keberadaan Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur dapat diketahui melalui berita dari India dan Cina. Berita dari India mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Berita AsingBerita asing tentang keberadaan Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur dapat diketahui melalui berita dari India dan Cina. Berita dari India mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Berita
Cina berasal dari catatan-catatan yang ditulis pada zaman Dinasti Sung.
Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada
di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan, sehingga ketika Duta
Sriwijaya pulang dari Cina (tahun 990 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa
sampai peperangan itu reda. Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah
meninggalkan Sriwijaya dan Kerajaan Medang Kamulan dapat memajukan pelayaran
dan perdagangan. Di samping itu, tahun 992 M tercatat pada catatan-catatan
negeri Cina tentang datangnya duta persahabatan dari Jawa.
Beberapa prasasti yang mengungkapkan Kerajaan Medang Kamulan antara lain:
Beberapa prasasti yang mengungkapkan Kerajaan Medang Kamulan antara lain:
Ø Prasasti
dari Mpu Sindok, dari Desa Tangeran (daerah Jombang) tahun 933 M menyatakan
bahwa Raja Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani Pu Kbin.
Ø Prasasti
Mpu Sindok dari daerah Bangil menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintah
pembuatan satu candi sebagai tempat pendharmaan ayahnya dari permaisurinya yang
bernama Rakryan Bawang.
Ø Prasasti Mpu Sindok dari Lor (dekat Nganjuk)
tahun 939 M menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintah pembuatan candi yang
bernama Jayamrata dan Jayastambho (tugu kemenangan) di Desa Anyok Lodang. Prasasti
Calcuta, prasasti dari Raja Airlangga yang menyebutkan silsilah keturunan dari
Raja Mpu Sindok.
Kehidupan
Politik
Sejak
berdiri dan berkembangnya Kerajaan Medang Kamulan, terdapat beberapa raja yang
diketahui memerintah kerajaan ini. Raja-raja tersebut adalah sebagai berikut. Raja
Mpu Sindok Raja Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kamulan dengan gelar Mpu
Sindok Sri Isyanatunggadewa. Dari gelar Mpu Sindok itulah diambil nama Dinasti
Isyana.
Raja Mpu Sindok termasuk keturunan Raja Dinasti Sanjaya (Mataram) di Jawa Tengah. Oleh karena kondisi Jawa Tengah tidak memungkinkan bertahtanya Dinasti Sanjaya akibat desakan Kerajaan Sriwijaya, maka Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Bahkan dalam prasasti terakhir, Mpu Sindok adalah peletak dasar Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur. Namun, setelah Mpu Sindok turun tahta, keadaan Jawa Timur dapat dikatakan suram, karena tidak adanya prasasti-prasasti yang menceritakan kondisi Jawa Timur. Baru setelah Airlangga naik tahta muncul prasasti-prasasti yang dijadikan sumber untuk mengetahui keberadaan Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur.
Dharmawangsa Raja Dharmawangsa dikenal sebagai salah seorang raja yang memiliki pandangan politik yang tajam. Kebesaran Dharmawangsa tampak jelas pada politik luar negerinya. Raja Dharmawangsa percaya bahwa kedudukan ekonomi Kerajaan Sriwijaya yang kuat merupakan ancaman bagi perkembangan Kerajaan Medang Kamulan. Oleh karena itu. Raja Dharmawangsa mengerahkan seluruh angkatan lautnya untuk menduduki dan menguasai Kerajaan Sriwijaya. Akan tetapi, selang beberapa tahun kemudian, Sriwijaya bangkit dan mengadakan pembalasan terhadap Kerajaan Medang Kamulan yang masih diperintah oleh Dharmawangsa.Dalam usaha menundukkan Kerajaan Medang Kamulan, Kerajaan Sriwijaya mengadakan hubungan dengan kerajaan kecil yang ada di Jawa, yaitu dengan Kerajaan Wurawari. Serangan dari Kerajaan Wurawari itulah yang mengakibatkan hancurnya Kerajaan Medang Kamulan (1016 M). Serangan itu terjadi ketika Raja Dharmawangsa melaksanakan upacara pernikahan putrinya dengan Airlangga (dari Bali). Dalam serangan itu. Raja Dharmawangsa beserta kerabat istana tewas. Namun Airlangga dapat melarikan diri bersama pengikutnya yang setia, yaitu Narottama. Airlangga Dalam prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga masih termasuk keturunan Raja Mpu Sindok dari pihak ibunya yang bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang menikah dengan Raja Udayana. Ketika Airlangga berusia 16 tahun ia dinikahkan dengan putri Dharmawangsa. Pada saat upacara pernikahan itulah terjadi serangan dari Kerajaan Wurawari, yang mengakibatkan hancurnya Kerajaan Medang Kamulan. Seperti sudah disebut, Airlangga berhasil melarikan diri bersama pengikutnya yang setia, yaitu Narottama ke dalam hutan. Di tengah hutan Airlangga hidup seperti seorang pertapa dengan menanggalkan pakaian kebesarannya. Selama tiga tahun (1016-1019 M), Airlangga digembleng baik lahir maupun batin di hutan Wonogiri. Kemudian, atas tuntutan dari rakyatnya, pada tahun 1019 M Airlangga bersedia dinobatkan menjadi raja untuk meneruskan tradisi Dinasti Isyana, dengan gelar Rakai Halu Sri Lakeswara Dharmawangsa Airlangga Teguh Ananta Wirakramatunggadewa. Antara tahun 1019-1028 M, Airlangga berusaha mempersiapkan diri agar dapat menghadapi lawan-lawan kerajaannya. Dengan persiapan yang cukup, antara tahun 1028-1035 M, Airlangga berjuang untuk mengembalikan kewibawaan kerajaan. Airlangga menghadapi lawan-lawan yang cukup kuat seperti Kerajaan Wurawari, Kerajaan Wengker, dan Raja Futri dari selatan yang bernama Rangda Indirah. Peperangan menghadapi Rangda Indirah ini diceritakan melalui cerita yang berjudul Calon Arang.
Setelah Airlangga berhasil mengalahkan musuh-musuhnya, ia mulai membangun kerajaan di segala bidang kehidupan untuk kemakmuran rakyatnya. Dalam waktu singkat Kerajaan Medang Kamulan berhasil meningkatkan kesejahteraannya, keadaan masyarakatnya stabil. Setelah tercapai kestabilan dan kesejahteraan kerajaan, pada tahun 1042 M Raja Airlangga memasuki masa kependetaan. Tahta kerajaan diserahkan kepada seorang putrinya yang terlahir dari permaisuri, tetapi putrinya telah memilih menjadi seorang pertapa dengan gelar Ratu Giri Putri, maka tahta kerajaan diserahkan kepada kedua orang putra yang terlahir dari selir Airlangga. Selanjutnya, Kerajaan Medang Kamulan terbagi dua, untuk menghindari perang saudara, yaitu Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kediri (Panjalu). Selain meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kerajaan Medang juga membangun banyak candi, baik itu yang bercorak Hindu maupun Buddha. Temuan Wonoboyo berupa artifak emas yang ditemukan tahun 1990 di Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah; menunjukkan kekayaan dan kehalusan seni budaya kerajaan Medang.
Raja Mpu Sindok termasuk keturunan Raja Dinasti Sanjaya (Mataram) di Jawa Tengah. Oleh karena kondisi Jawa Tengah tidak memungkinkan bertahtanya Dinasti Sanjaya akibat desakan Kerajaan Sriwijaya, maka Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Bahkan dalam prasasti terakhir, Mpu Sindok adalah peletak dasar Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur. Namun, setelah Mpu Sindok turun tahta, keadaan Jawa Timur dapat dikatakan suram, karena tidak adanya prasasti-prasasti yang menceritakan kondisi Jawa Timur. Baru setelah Airlangga naik tahta muncul prasasti-prasasti yang dijadikan sumber untuk mengetahui keberadaan Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur.
Dharmawangsa Raja Dharmawangsa dikenal sebagai salah seorang raja yang memiliki pandangan politik yang tajam. Kebesaran Dharmawangsa tampak jelas pada politik luar negerinya. Raja Dharmawangsa percaya bahwa kedudukan ekonomi Kerajaan Sriwijaya yang kuat merupakan ancaman bagi perkembangan Kerajaan Medang Kamulan. Oleh karena itu. Raja Dharmawangsa mengerahkan seluruh angkatan lautnya untuk menduduki dan menguasai Kerajaan Sriwijaya. Akan tetapi, selang beberapa tahun kemudian, Sriwijaya bangkit dan mengadakan pembalasan terhadap Kerajaan Medang Kamulan yang masih diperintah oleh Dharmawangsa.Dalam usaha menundukkan Kerajaan Medang Kamulan, Kerajaan Sriwijaya mengadakan hubungan dengan kerajaan kecil yang ada di Jawa, yaitu dengan Kerajaan Wurawari. Serangan dari Kerajaan Wurawari itulah yang mengakibatkan hancurnya Kerajaan Medang Kamulan (1016 M). Serangan itu terjadi ketika Raja Dharmawangsa melaksanakan upacara pernikahan putrinya dengan Airlangga (dari Bali). Dalam serangan itu. Raja Dharmawangsa beserta kerabat istana tewas. Namun Airlangga dapat melarikan diri bersama pengikutnya yang setia, yaitu Narottama. Airlangga Dalam prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga masih termasuk keturunan Raja Mpu Sindok dari pihak ibunya yang bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang menikah dengan Raja Udayana. Ketika Airlangga berusia 16 tahun ia dinikahkan dengan putri Dharmawangsa. Pada saat upacara pernikahan itulah terjadi serangan dari Kerajaan Wurawari, yang mengakibatkan hancurnya Kerajaan Medang Kamulan. Seperti sudah disebut, Airlangga berhasil melarikan diri bersama pengikutnya yang setia, yaitu Narottama ke dalam hutan. Di tengah hutan Airlangga hidup seperti seorang pertapa dengan menanggalkan pakaian kebesarannya. Selama tiga tahun (1016-1019 M), Airlangga digembleng baik lahir maupun batin di hutan Wonogiri. Kemudian, atas tuntutan dari rakyatnya, pada tahun 1019 M Airlangga bersedia dinobatkan menjadi raja untuk meneruskan tradisi Dinasti Isyana, dengan gelar Rakai Halu Sri Lakeswara Dharmawangsa Airlangga Teguh Ananta Wirakramatunggadewa. Antara tahun 1019-1028 M, Airlangga berusaha mempersiapkan diri agar dapat menghadapi lawan-lawan kerajaannya. Dengan persiapan yang cukup, antara tahun 1028-1035 M, Airlangga berjuang untuk mengembalikan kewibawaan kerajaan. Airlangga menghadapi lawan-lawan yang cukup kuat seperti Kerajaan Wurawari, Kerajaan Wengker, dan Raja Futri dari selatan yang bernama Rangda Indirah. Peperangan menghadapi Rangda Indirah ini diceritakan melalui cerita yang berjudul Calon Arang.
Setelah Airlangga berhasil mengalahkan musuh-musuhnya, ia mulai membangun kerajaan di segala bidang kehidupan untuk kemakmuran rakyatnya. Dalam waktu singkat Kerajaan Medang Kamulan berhasil meningkatkan kesejahteraannya, keadaan masyarakatnya stabil. Setelah tercapai kestabilan dan kesejahteraan kerajaan, pada tahun 1042 M Raja Airlangga memasuki masa kependetaan. Tahta kerajaan diserahkan kepada seorang putrinya yang terlahir dari permaisuri, tetapi putrinya telah memilih menjadi seorang pertapa dengan gelar Ratu Giri Putri, maka tahta kerajaan diserahkan kepada kedua orang putra yang terlahir dari selir Airlangga. Selanjutnya, Kerajaan Medang Kamulan terbagi dua, untuk menghindari perang saudara, yaitu Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kediri (Panjalu). Selain meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kerajaan Medang juga membangun banyak candi, baik itu yang bercorak Hindu maupun Buddha. Temuan Wonoboyo berupa artifak emas yang ditemukan tahun 1990 di Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah; menunjukkan kekayaan dan kehalusan seni budaya kerajaan Medang.
Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang
antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, dan tentu saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur. Candi megah yang dibangun oleh Sailendrawangsa ini telah ditetapkan UNESCO
(PBB)
sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Singosari
Nama ibu kota
Berdasarkan prasasti Kudadu,
nama resmi Kerajaan Singhasari yang sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222,
ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.
Pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang
bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang
merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel.
Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan Singhasari.
Nama Tumapel juga
muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.
Awal berdiri
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat
oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang
mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan
Tumapel dari kekuasaan Kadiri. Pada tahun 1254
terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri
melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel
bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak
Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian
Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra
yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.Prasasti Mula Malurung
atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan
Tumapel adalah Bhatara Siwa.
Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut
dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang
melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan
Bhatara Siwa.
Silsilah Wangsa Rajasa
Silsilah Wangsa Rajasa dari sumber prasasti dan naskah
kepujanggaan
Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan
ini menjadi penguasa Singhasari, dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Terdapat perbedaan antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan raja-raja
Singhasari.
Kisah suksesi
raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah yang dilatari
balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai. Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan
antara raja pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah kitab pujian
untuk Hayam Wuruk raja Majapahit. Peristiwa berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai aib.
Di antara para raja
di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang didapati menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung
(yang dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut Tohjaya sebagai raja Kadiri,
bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam Nagarakretagama. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku raja bawahan di Kadiri.
Dengan demikian, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta tahun 1254
dapat diperdebatkan. Kemungkinannya adalah bahwa Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri
dahulu, baru pada tahun 1268 ia bertakhta di Singhasari. Diagram silsilah di samping
ini adalah urutan penguasa dari Wangsa Rajasa, yang bersumber dari Pararaton.
Kerajaan Tumapel
disebutkan didirikan oleh Rajasa yang dijuluki "Bhatara Siwa",
setelah menaklukkan Kadiri. Sepeninggalnya, kerajaan terpecah menjadi dua, Tumapel
dipimpin Anusapati sedangkan Kadiri
dipimpin Bhatara Parameswara (alias Mahisa Wonga Teleng).
Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya. Sementara itu, Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana. Prasasti Mula Malurung
juga menyebutkan bahwa sepeninggal Tohjaya, Kerajaan Tumapel dan Kadiri
dipersatukan kembali oleh Seminingrat. Kadiri
kemudian menjadi kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putranya, yaitu Kertanagara.
Pemerintahan bersama Pararaton dan Nagarakretagama menyebutkan adanya pemerintahan bersama
antara Wisnuwardhana dan Narasingamurti. Dalam Pararaton disebutkan nama asli Narasingamurti adalah Mahisa Campaka.
Apabila kisah kudeta
berdarah dalam Pararaton benar-benar terjadi, maka dapat dipahami
maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antara
kedua kelompok yang bersaing. Wisnuwardhana merupakan cucu Tunggul Ametung sedangkan Narasingamurti adalah cucu Ken Arok.Kertanagara adalah raja terakhir dan raja
terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 - 1292).
Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa.
Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk
menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi
bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya
(kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan
ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca
Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan
kedua negara. Kertanegara terus memperluas pengaruh dan kekuasaan
Kerajaan Singasari. Pada 1275 ia mengirim pasukan untuk menaklukkan Kerajaan
Sriwijaya sekaligus menjalin persekutuan dengan Kerajaan Campa (Kamboja). Ekspedisi
pengiriman pasukan itu dikenal dengan nama Pamalayu. Kertanegara berhasil
memperluas pengaruhnya di Campa melalui perkawinan antara raja Campa dan adik
perempuannya. Kerajaan Singasari sempat menguasai Sumatera, Bakulapura
(Kalimantan Barat), Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali, dan Gurun (Maluku).
Pada tahun 1284,
Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali.
Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari
meminta agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol.
Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan
Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang,
Gurun, dan Bakulapura.
Keruntuhan
Candi Singhasari
dibangun sebagai tempat pemuliaan Kertanegara, raja terakhir Singhasari. Kerajaan Singhasari
yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa
akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292
terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang
merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.
Setelah runtuhnya
Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu
kota baru di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.
Pararaton, Nagarakretagama, dan prasasti Kudadu
mengisahkan Raden Wijaya cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiraraja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit.
Pada tahun 1293
datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa.
Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden
Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah
Jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai
kelanjutan Singhasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa,
yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.
Langganan:
Postingan (Atom)