Pembahasan
Pemerintah kolonial belanda kembali berkuasa di Indonesia pada tahun
1816, pemerintah kolonial ini merupakan pemerintah yang sudah dilengkapi
departemen departemen dan badan badan pemerintah. Yang mulai menata pendidikan
yang ada di Indonesia. lambat laun seolah-olah
bertanggung jawab atas pendidikan anak Indonesia melalui politik etis. Politik
etis dijalankan berdasarkan faktor ekonomi di dalam maupun di luar Indonesia,
seperti kebangkitan Asia, timbulnya Jepang sebagai Negara modern yang mampu menaklukkan
Rusia, dan perang dunia pertama. Politik etis terutama sebagai alat perusahaan
raksasa yang bermotif ekonomis agar upah kerja serendah mungkin untuk mencapai
keuntungan yang maksimal. Irigasi, transmigrasi, dan pendidikan yang
dicanangkan sebagai kedok untuk siasat meraup keuntungan. Irigasi dibuat agar
panen padi tidak terancam gagal dan memperoleh hasil yang lebih memuaskan.
Transmigrasi berfungsi untuk penyebaran tenaga kerja, salah satunya untuk
pekerja perkebunan. Politik etis menjadi program yang merugikan rakyat.
Pendidikan dasar berkembang dan terhambat
karena krisis dunia, tidak terkecuali menerpa Hindia Belanda. Masa krisis
ekonomi merintangi perkembangan lembaga pendidikan. Lalu, lembaga pendidikan
dibuat dengan biaya yang lebih murah. Kebijakan yang dibuat termasuk penyediaan
tenaga pengajar yang terdiri dari tenaga guru untuk sekolah dasar yang tidak
mempunyai latar belakang pendidikan guru, bahkan lulusan sekolah kelas dua
dianggap layak menjadi guru. Masalah lain yang paling mendasar adalah penduduk
sulit mendapatkan uang sehingga pendidikan bagi orang kurang mampu merupakan
beban yang berat.
Jadi, pendidikan semakin sulit dijangkau oleh
orang kebanyakan. Pendidikan dibuat untuk alat penguasa, orang kebanyakan
menjadi target yang empuk diberi pengetahuan untuk dijadikan tenaga kerja yang
murah. Pendidikan dibuat oleh Belanda memiliki ciri-ciri tertentu. Pertama,
gradualisme yang luar biasa untuk penyediaan pendidikan bagi anak-anak
Indonesia. Belanda membiarkan penduduk Indonesia dalam keadaan yang hampir sama
sewaktu mereka menginjakkan kaki, pendidikan tidak begitu diperhatikan. Kedua,
dualisme diartikan berlaku dua sistem pemerintahan, pengadilan dari hukum
tersendiri bagi golongan penduduk. Pendidikan dibuat terpisah, pendidikan anak
Indonesia berada pada tingkat bawah. Ketiga, kontrol yang sangat kuat.
Pemerintah Belanda berada dibawah kontrol
Gubernur Jenderal yang menjalankan pemerintahan atas nama raja Belanda.
Pendidikan dikontrol secara sentral, guru dan orang tua tidak mempunyai
pengeruh langsung politik pendidikan. Keempat, Pendidikan beguna untuk merekrut
pegawai. Pendidikan bertujuan untuk mendidik anak-anak menjadi pegawai
perkebunan sebagai tenaga kerja yang murah. Kelima, prinsip konkordasi yang
menjaga agar sekolah di Hindia Belanda mempunyai kurikulum dan standar yang
sama dengan sekolah di negeri Belanda, anak Indonesia tidak berhak sekolah di
pendidikan Belanda. Keenam, tidak adanya organisasi yang sistematis. Pendidikan
dengan ciri-cri tersebut diatas hanya merugikan anak-anak kurang mampu.
Pemerintah Belanda lebih mementingkan keuntungan ekonomi daripada perkembangan
pengetahuan anak-anak Indonesia.
Beberapa
Jenjang pendidikan pada masa Hindia Belanda
1.
Pendidikan
Rendah Setingkat SD.
Pendidikan
rendah terdiri atas sekolah-sekolah yang berbeda bahasa pengantarnya, yaitu
sekolah rendah dengan bahasa pengantar bahasa Belanda dan bahasa daerah.
A. Sekolah Rendah dengan Bahasa Pengantar Bahasa Belanda
Europeesche Lagere School (ELS) atau Sekolah Rendah Eropa
yang diperuntukan bagi keturunan Eropa, keturunan timur asing atau pribumi dari
tokoh terkemuka. ELS yang pertama didirikan pada tahun 1817 dengan lama sekolah
7 tahun.
B. Sekolah Rendah dengan Bahasa Pengantar Bahasa Daerah.
Twede Klasse School atau Sekolah Kelas Dua, disediakan
untuk golongan pribumi dengan lama belajar 5 tahun. Sekolah rendah ini pertama
didirikan pada tahun 1892. Volksschool atau Sekolah Desa yang disediakan untuk
anak-anak golongan pribumi dengan lama belajar 3 tahun.
2.
Pendidikan
Menengah Setingkat SMP/SMA
Jenis
pendidikan menengah lanjutan di antaranya sbb: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs
(MULO) atau Pendidikan Rendah yang Diperluas merupakan kelanjutan dari sekolah
rendah yang menggunakan pengantar bahasa Belanda dengan lama belajar 3-4 tahun.
Sekolah ini diperuntukkan bagi golongan pribumi dan timur.
3.
Pendidikan
Menengah Setingkat SMP/SMK
Pendidikan
menengah kejuruan didirikan dengan tujuan memberikan pendidikan pertukangan,
teknik, dagang, pertanian dan kewanitaan. Jenis-jenis sekolah kejuruan tersebut
antara lain sbb:
Ambachts Leergang adalah sekolah pertukangan dengan pengantar bahasa daerah. Selama 2 tahun pertama diberikan pengetahuan mengenai perkayuan dan besi. Tahun-tahun berikutnya diberi tambahan pengetahuan dan ketrampilan , seperti montir mobil, mebel, listrik atau pertukangan tembok. Sekolah yang pertama berdiri tahun 1881. Ambatchtsschool adalah sekolah pertukangan dengan pengantar bahasa Belanda. Sekolah ini bertujuan mencetak mandor dengan keahlian antara lain : montir mobil, mesin, listrik, kayu dan penata batu.
Ambachts Leergang adalah sekolah pertukangan dengan pengantar bahasa daerah. Selama 2 tahun pertama diberikan pengetahuan mengenai perkayuan dan besi. Tahun-tahun berikutnya diberi tambahan pengetahuan dan ketrampilan , seperti montir mobil, mebel, listrik atau pertukangan tembok. Sekolah yang pertama berdiri tahun 1881. Ambatchtsschool adalah sekolah pertukangan dengan pengantar bahasa Belanda. Sekolah ini bertujuan mencetak mandor dengan keahlian antara lain : montir mobil, mesin, listrik, kayu dan penata batu.
4.
Pendidikan
Tinggi.
Pada
dasawarsa kedua abad ke 20, mulailah di didirikan pendidikan tinggi bagi
golongan pribumi. Beberapa pendidikan tinggi yang terkenal yaitu sbb: - Geneeskundige
Hooge School (GHS) atau Sekolah Tinggi Kedokteran dengan lama belajar 6
tahun.
-Rechtskundige
Hooge School (RHS) atau Sekolah Tinggi Hukum dengan lama belajar 5 tahun.
- Technische
Hooge School (THS) atau Sekolah Tinggi Teknik yang merupakan lembaga pendidikan
tinggi teknik yang di dirikan di Bandung pada tahun 1920. Lembaga ini sekarang
dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB). Pemerintah Hindia Belanda
juga mendirikan sekolah Zending, yakni sekolah yang mempunyai tujuan penyiaran
agama Kristen Protestan. Sekolah Zending diantaranya sbb: Nederlandsche
Zendingsvereeniging di Jepara (1852) dan Bandung (1858). Utreehtsche
Zendingsvereeniging di Papua, Halmahera dan Buru (1859). Nederlandsche
Gereformeerde Zendingsvereeniging di Jawa Tengah (1859). Rheinische
Missiongessellschaft di Sumatra Utara (1861).
Kesempatan untuk mengenyam pendidikan pada
jenjang-jenjang pendidikan di atas hanya dinikmati oleh sebagian kecil anak
Indonesia yang mempunyai intelektual, motivasi dan keuangan yang cukup. Segala
upaya di tempuh pemerintah Hindia Belanda untuk mempersempit kesempatan belajar
dan mengusahakan pendidikan serendah atau selambat mungkin. Sistem gradualisme
pendidikan memang dijalankan secara ketat, tetapi politik etis di bidang
edukasi justru telah melahirkan kaum intelektual minoritas yang sangat
membahayakan kedudukan pemerintah kolonial Hindia Belanda saat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar